tag:blogger.com,1999:blog-73469781937787687762024-03-13T03:46:33.655-07:00didikwidiawandidik widiawanhttp://www.blogger.com/profile/12945778259808492229noreply@blogger.comBlogger9125tag:blogger.com,1999:blog-7346978193778768776.post-46261337986395101632009-09-27T21:16:00.000-07:002009-09-29T23:12:23.794-07:00Quantum Learning<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_hPWARFpWNiE/SsL2f-clhvI/AAAAAAAAADw/QNydoTgzLn4/s1600-h/teroris.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 167px; height: 192px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_hPWARFpWNiE/SsL2f-clhvI/AAAAAAAAADw/QNydoTgzLn4/s320/teroris.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5387139133487810290" border="0" /></a><br /><br /> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="font-family:Verdana;">Georgi Lozanov</span></b><span style="font-family:Verdana;">,<span style=""> </span>nama seorang<span style=""> </span>pendidik berkebangsaan <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Bulgaria</st1:country-region></st1:place> merupakan tokoh yang melahirkan teori belajar yang dikemudian hari dikenal dengan istilah <b style="color: rgb(51, 204, 0);"><i style="">Quantum Learning</i></b><span style="color: rgb(51, 204, 0);">.</span> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;">Pada mulanya ia melakukan eksperimen yang disebut dengan <em style="color: rgb(51, 204, 0);"><b style=""><span style="font-family:Verdana;">suggestology</span></b></em><b style="color: rgb(51, 204, 0);"> (<em><span style="font-family:Verdana;">suggestopedia</span></em>)</b>. Suggestology pada prinsipnya menyatakan bahwa <b style=""><i style=""><span style="color: rgb(51, 204, 0);">sugesti diyakini dapat mempengaruhi situasi maupun hasil belajar</span>.</i></b> S<em><span style="font-family:Verdana;">uggestology</span></em> dapat mendorong terjadinya percepatan belajar ( <em><span style="font-family:Verdana;">accelerated learning</span></em> ) yakni, proses belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan disertai dengan suasana belajar yang menyenangkan. Suasana belajar yang efektif diciptakan melalui kombinasi dari unsur-unsur hiburan, permainan, cara berpikir positif, dan emosi yang sehat.<em><span style="font-style: normal;font-family:Verdana;" >Dalam pelaksanaan pembelajaran, </span></em><em><span style="font-family:Verdana;">quantum learning</span></em> merupakan kiat, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. <b style="color: rgb(51, 204, 0);">Bobby De Porter</b> mengembangkan quantum learning menjadi tehnik untuk meningkatkan kemampuan diri yang tujuan akhirnya adalah membantu siswa agar responsif<span style=""> </span>dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan realitas yang selalu berubah. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;">De Porter menggunakan berbagai tehnik agar siswa memperoleh sugesti positif misalnya dengan mendorong partisipasi aktif siswa, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan memutar musik diruang belajar, menempel poster – poster yang dapat memberi tambahan informasi yang di perlukan siswa.<span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;">Selanjutnya Bobby De Porter menjelaskan bahwa “<em><span style="font-family:Verdana;">Quantum learning</span></em> mencakup aspek-aspek penting dalam program <b style="color: rgb(51, 204, 0);"><i style="">neurolinguistik (NLP),</i></b> yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. </span><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan posistif yang merupakan faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang (Bobby De Porter dan Hernacki, 1992)<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Selanjutnya De Porter dkk mendefinisikan <em><span style="font-family:Verdana;">quantum learning</span></em> sebagai <b style="color: rgb(51, 204, 0);"><i style="">“interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.”</i></b> Mereka mengamsalkan kekuatan energi sebagai bagian penting dari tiap interaksi manusia. “Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya: interaksi, hubungan, inspirasi bertujuan agar menghasilkan energi cahaya”. Pada kaitan inilah, <em><span style="font-family:Verdana;">quantum learning </span></em>menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode tertentu. Termasuk konsep-konsep kunci dari teori dan strategi belajar, seperti: teori otak kanan/kiri, teori otak <em><span style="font-family:Verdana;">triune</span></em> (3<em><span style="font-family:Verdana;"> in </span></em>1), pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestik), teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol (<em><span style="font-family:Verdana;">metaphoric learning</span></em>), simulasi/permainan. Dengan mengutip rumus klasik E = mc<sup>2</sup>, mereka mengalihkan ihwal energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang <b style=""><span style="color: rgb(51, 204, 0);">“secara fisik adalah materi”</span>.</b><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;">Berdasarkan penjelasan mengenai apa dan bagaimana unsur-unsur dan struktur otak manusia bekerja, dibuat model pembelajaran yang dapat mendorong peningkatan kecerdasan linguistik, matematika, visual/spasial, kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, intarpersonal, dan intuisi.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><em><span style="font-style: normal;font-family:Verdana;" >Melalui </span></em><em><span style="font-family:Verdana;">quantum learning</span></em><span style="font-family:Verdana;"> siswa dikenalkan tentang <b style="color: rgb(51, 204, 0);">“kekuatan pikiran”</b> yang tak terbatas dan bagaimana faktor-faktor umpan balik dan rangsangan dari lingkungan telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk belajar apa saja. Bagaimana mengembangkan fungsi motor sensorik (melalui kontak langsung dengan lingkungan), sistem emosional-kognitif (melalui bermain, meniru, dan pembacaan cerita), dan kecerdasan yang lebih tinggi (melalui perawatan yang benar dan pengondisian emosional yang sehat). Bagaimana memanfaatkan cara berpikir dua belahan otak “kiri dan kanan”. Proses berpikir <span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 0);">otak kiri</span> (yang bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional), misalnya, dikenakan dengan proses pembelajaran melalui tugas-tugas teratur yang bersifat ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detil dan fakta, fonetik, serta simbolisme. Proses berpikir <span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 0);">otak kanan </span>(yang bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik), dikenakan dengan proses pembelajaran yang terkait dengan pengetahuan nonverbal (seperti perasaan dan emosi), kesadaran akan perasaan tertentu (merasakan kehadiran orang atau suatu benda), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;">Selain itu, dipaparkan tentang bukti fisik dan ilmiah yang memerikan bagaimana proses otak itu bekerja. Melalui hasil penelitian <em style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 0);"><span style="font-family:Verdana;">Global Learning</span></em>, dikenalkan bahwa proses belajar itu mirip bekerjanya otak seorang anak 6-7 tahun yang seperti spons menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan “cara yang menyenangkan dan bebas stres”. Ditegaskan bahwa otak manusia mempunyai potensi yang sama dengan yang dimilliki oleh Albert Einstein. <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;">Dalam kaitan itu pula,<span style=""> </span><em><span style="font-family:Verdana;">quantum learning </span></em>menerapkan konsep tentang <b style="color: rgb(51, 204, 0);">“menata pentas: lingkungan belajar yang tepat.”</b> Penataan lingkungan ditujukan kepada upaya membangun dan mempertahan <st1:place st="on"><st1:state st="on">kan</st1:state></st1:place> sikap positif. Sikap positif merupakan aset penting untuk belajar. Melalui <em><span style="font-family:Verdana;">quantum</span></em> peserta didik dikondisikan ke dalam lingkungan belajar yang optimal baik secara fisik maupun mental. Dengan mengatur lingkungan belajar demikian rupa, para pelajar diharapkan mendapat langkah pertama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;">Penataan lingkungan belajar ini dibagi dua yaitu: <i style="">lingkungan mikro</i> dan <i style="">lingkungan makro.</i> Lingkungan <b style="color: rgb(51, 204, 0);">mikro</b> ialah tempat peserta didik melakukan proses belajar (bekerja dan berkreasi). <em><span style="font-family:Verdana;">Quantum learning </span></em>menekankan penataan cahaya, musik, dan desain ruang, karena semua itu dinilai mempengaruhi peserta didik dalam menerima, menyerap, dan mengolah informasi. Ini tampaknya yang menjadi kekuatan orisinalitas <em><span style="font-family:Verdana;">quantum learning</span></em>. <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;">Akan tetapi, dalam kaitan pengajaran umumnya di ruang-ruang pendidikan di <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region>, lebih baik memfokuskan perhatian kepada penataan lingkungan formal dan terstruktur seperti: meja, kursi, tempat khusus, dan tempat belajar yang teratur. Target penataannya ialah menciptakan suasana yang menimbulkan kenyamanan dan rasa santai. Keadaan santai mendorong siswa untuk dapat berkonsentrasi dengan sangat baik dan mampu belajar dengan sangat mudah. </span><span lang="NO-BOK" style="font-family:Verdana;">Keadaan tegang menghambat aliran darah dan proses otak bekerja serta akhirnya konsentrasi siswa.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;">Lingkungan <b style="color: rgb(51, 204, 0);">makro</b> ialah <i style="color: rgb(51, 204, 0);">“dunia yang luas.”</i> </span><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Peserta didik diminta untuk menciptakan ruang belajar di masyarakat. Mereka diminta untuk memperluas lingkup pengaruh dan kekuatan pribadi, berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya. “Semakin siswa berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir mengatasi sistuasi-situasi yang menantang dan semakin mudah Anda mempelajari informasi baru,” tulis Porter. Setiap siswa diminta berhubungan secara aktif dan mendapat rangsangan baru dalam lingkungan masyarakat, agar mereka mendapat pengalaman membangun gudang penyimpan an <span style=""> </span>pengertahuan pribadi. <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Selain itu, berinteraksi dengan masyarakat juga berarti mengambil peluang-peluang yang akan datang, dan menciptakan peluang jika tidak ada, dengan catatan terlibat aktif di dalam tiap proses interaksi tersebut (untuk belajar lebih banyak mengenai sesuatu). Pada akhirnya, interaksi ini diperlukan untuk mengenalkan siswa kepada kesiapan diri dalam melakukan perubahan. Mereka tidak boleh terbenam dengan situasi <em style="color: rgb(51, 204, 0);"><b style=""><span style="font-family:Verdana;">status quo</span></b></em><em><span style="font-family:Verdana;"> </span></em>yang diciptakan di dalam lingkungan mikro. Mereka diminta untuk melebarkan lingkungan belajar ke arah sesuatu yang baru. Pengalaman mendapatkan sesuatu yang baru akan memperluas <span style="color: rgb(51, 204, 0);">“zona aman, nyaman dan merasa dihargai”</span> dari siswa. Keyakinan untuk terus berusaha merupakan alat pendamping dan pendorong bagi keberhasilan dalam proses belajar dan setiap keberhasilan perlu diakhiri dengan <span style="color: rgb(51, 204, 0);">“kegembiraan dan tepukan.”</span> <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Hal ini menegaskan bahwa kegagalan, dalam belajar, bukan merupa kan rintangan. Membuat simulasi konsep belajar aktif dengan gambaran kegiatan seperti: “belajar apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa yang Anda pelajari untuk keuntungan Anda, mengupayakan agar segalanya terlaksana, bersandar pada kehidupan.” <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;">Gambaran ini disandingkan dengan konsep belajar pasif yang terdiri dari: <i style="">“tidak dapat melihat adanya potensi belajar, mengabaikan kesempatan untuk berkembang dari suatu pengalaman belajar, membiarkan segalanya terjadi, menarik diri dari kehidupan.”</i> .<em><span style="font-family:Verdana;"><br /></span></em></span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;"><em><span style="font-family:Verdana;"> </span></em><em><b style=""><span style="font-style: normal;font-family:Verdana;" ><br /></span></b></em></span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;"><em style="color: rgb(51, 204, 0);"><b style=""><span style="font-style: normal;font-family:Verdana;" >Quantum learning </span></b></em><b style=""><span style="color: rgb(51, 204, 0);">menciptakan konsep motivasi, langkah -</span><span style="color: rgb(51, 204, 0);"> </span><span style="color: rgb(51, 204, 0);">langkah menumbuhkan minat dan belajar aktif.</span><o:p></o:p></b></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></b></p> <div style="text-align: left;"> </div><div style="text-align: left;"> </div><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: right;"><span style="font-size:100%;"><i style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Broadway;" >Didik Widiawan Sukmadi<o:p></o:p><br />SMA Negeri<span style=""> </span>2<span style=""> </span>Solo<o:p></o:p></span></i></span><i style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Broadway;font-size:11;" ><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></i></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: right;"><i style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Broadway;font-size:11;" ><span style="font-size:100%;">Jawa Tengah</span><o:p></o:p></span></i></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: right; line-height: 150%;" align="right"><span style="line-height: 150%;font-family:Broadway;font-size:11;" ><o:p> </o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Broadway;font-size:10;" ><span style=""> </span><o:p></o:p></span></p>didik widiawanhttp://www.blogger.com/profile/12945778259808492229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7346978193778768776.post-35425168358270096492009-09-27T19:54:00.000-07:002009-09-27T21:45:05.570-07:00Pengembangan Materi Pembelajaran<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_hPWARFpWNiE/SsAmE4C7rgI/AAAAAAAAAB4/BKBRZkDSUIM/s1600-h/didik.JPG"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 169px; height: 184px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_hPWARFpWNiE/SsAmE4C7rgI/AAAAAAAAAB4/BKBRZkDSUIM/s320/didik.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5386347019541130754" border="0" /></a><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family:Verdana;">A. Pengertian.<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family:Verdana;"><span style=""> </span><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Materi pembelajaran</span> <i>(instructional materials)</i> adalah </span><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">bahan yang diperlukan untuk pembentukan </span><span style="font-family:Verdana;">pengetahuan,<span style=""> </span>keterampilan dan sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.</span><span style="font-family:Verdana;"> <span lang="IN"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Materi Pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum yang harus di persiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Materi yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar .</span><span lang="IN" style="font-family:Verdana;"> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span lang="FI" style="font-family:Verdana;">B. Jenis – Jenis Materi Pembelajaran.<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span lang="FI" style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></b></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Materi <span style="color: rgb(51, 204, 0);">fakta</span></span></b><span lang="DA" style="font-family:Verdana;"> <b>:</b> <o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran,<span style=""> </span>meliputi nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Contoh : </span><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Peristiwa gempa di Jogjakarta. </span><span style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="2" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Materi <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Konsep</span></span></b><span lang="DA" style="font-family:Verdana;"> <b>:</b><span style=""> <o:p></o:p></span></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakekat, inti /isi<span style=""> </span>dan sebagainya. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Contoh : </span><span style="font-family:Verdana;">Definisi masyarakat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="3" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Materi <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Prinsip</span></span></b><span lang="DA" style="font-family:Verdana;"> <b>: <o:p></o:p></b></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Berupa hal-hal </span><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting , </span><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Contoh : Paradima Konflik </span><span style="font-family:Wingdings;"><span style="">à</span></span><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"> konflik social </span><span style="font-family:Wingdings;"><span style="">à</span></span><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"> akomodasi </span><span style="font-family:Wingdings;"><span style="">à</span></span><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"> integrasi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="4" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Materi <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Prosedur</span></span></b><span lang="DA" style="font-family:Verdana;"> <b style="">:<o:p></o:p></b></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Meliputi langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.</span><span lang="DA" style="font-family:Verdana;"> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Contoh : </span><span style="font-family:Verdana;">Tahap- tahap sosialisasi.</span><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="5" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Materi <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Sikap atau nilai</span></span></b><b style=""><span lang="DA" style="font-family:Verdana;"> :<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Merupakan hasil belajar aspek afektif, misalnya<span style=""> </span>nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar serta bekerja, dsb. </span><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Contoh : Interaksi sosial dan dinamika sosial,<span style=""> </span>Sosialisasi dan pembentukan kepribadian , dsb.<span style=""><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="DA" style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">C. Prinsip – Prinsip Pengembangan Materi Pembelajaran<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span lang="DA" style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></b></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Prinsip <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Relevansi</span> </span></b><b><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">: <o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Jika kemampaun yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain.<span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="2" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Prinsip <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Konsistensi</span> </span></b><b><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">: <o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="3" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Prinsip <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Kecukupan </span>:<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="DA" style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">D. Urutan Materi Pembelajaran<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></b></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family:Verdana;">Pendekatan <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Prosedural</span></span></b><span style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;">Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah - langkah secara urut sesuai dengan langkah - langkah melak sanakan suatu tugas. Misalnya langkah - langkah menelpon, <span style=""> </span>langkah-langkah mengoperasikan peralatan<span style=""> </span>kamera video, cara menginstalasi program computer dan sebagainya. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="2" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family:Verdana;">Pendekatan <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Hierarkis</span></span></b><span style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;">Urutan materi pembelajaran secara hierarkis<b> </b>menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family:Verdana;">E. Sumber Belajar<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="font-family:Verdana;">Sumber Belajar</span></b><span style="font-family:Verdana;"> adalah rujukan, artinya dari berbagai sumber belajar tersebut seorang guru harus melakukan analisa dan mengumpulkan materi yang sesuai</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;">untuk dikembangkan dalam bentuk <i style="color: rgb(51, 204, 0);">Bahan Ajar</i><span style="color: rgb(51, 204, 0);">.</span></span><span style="color: rgb(255, 204, 153);font-size:28;" > </span><span style="font-family:Verdana;">Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan<span style=""> </span>materi pembelajaran<span style=""> </span>tertentu. Pilihan tersebut harus tetap mengacu pada setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;">Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, atau aspek psikomotorik, serta memperhatikan keluasan dan kedalaman materinya . <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Jenis sumber belajar meliputi :</span><span style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;">Buku <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;">Laporan hasil penelitian<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="ES" style="font-family:Verdana;">Jurnal (hasil penelitian<span style=""> </span>dan pemikiran ilmiah) <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;">Majalah ilmiah<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;">Kajian Pakar bidang studi<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;">Karya Profesional<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;">Dokumen Kurikulum<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;">Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;">Internet.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;">Multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb)</span><span lang="DA" style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Lingkungan:alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi. </span><span style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family:Verdana;">F.<span style=""> </span>Penentuan Materi Pembelajaran.<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="DA" style="font-family:Verdana;"><span style="">1.<span style=""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar, meliputi:<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="DA" style="font-family:Verdana;"><span style="">a.<span style=""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Ranah <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Kognitif</span> : </span></b><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, <span style=""> </span>dan penilaian.<b><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family:Verdana;"><span style="">b.<span style=""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family:Verdana;">Ranah <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Psikomotorik</span> : </span></b><span style="font-family:Verdana;">Jika kompetensi yang ditetapkan meliputi gerak awal, semi rutin, dan rutin.<b><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><span style="">c.<span style=""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Ranah <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Afektif (Sikap)</span> : </span></b><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pemberian respons, apresiasi, penilaian, dan internalisasi.<b><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="FI" style="font-family:Verdana;">2.<span style=""> </span><span style=""> </span>Identifikasi Jenis-Jenis Materi Pembelajaran </span></b><span lang="FI" style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="FI" style="font-family:Verdana;"><span style="">a.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Tentukan Kompetensi dasar yang akan dipelajari.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="FI" style="font-family:Verdana;"><span style="">b.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Verdana;">Pilih materi pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar <span style=""> </span>( materi tentang fakta, konsep, prinsip, prosedur atau sikap ).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family:Verdana;">G.<span style=""> </span>Urutan penyajian Materi Pembelajaran<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><span style=""> </span>Berdasarkan cakupan materi :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">P</span></b><b><span style="font-family:Verdana;">enyampaian <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Simultan</span> : </span></b><span style="font-family:Verdana;">materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, kemudian diperdalam satu demi satu. <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">P</span></b><b><span style="font-family:Verdana;">enyampaian <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Suksesif</span> : </span></b><span style="font-family:Verdana;">materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula.</span><span style="font-family:Verdana;"> <o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family:Verdana;">Pernyajian materi pembelajaran berdasarkan jenis materi :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family:Verdana;">1. Penyampaian <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Fakta</span></span></b><span style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;">Jika guru harus manyajikan materi pembelajaran jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat,<span style=""> </span>peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang atau simbol, dsb.) .<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;">Langkah-langkah menyampaikan materi pembelajaran jenis<span style=""> </span>fakta :<span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><span style="">a.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Verdana;">Sajikan fakta</span><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><span style="">b.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Berikan bantuan untuk materi yang harus dihafal<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Verdana;"><span style="">c.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Verdana;">Berikan soal-soal mengingat kembali (review)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Verdana;"><span style="">d.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Verdana;">Berikan umpan balik<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Verdana;"><span style="">e.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Verdana;">Berikan tes.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br /><span style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family:Verdana;">2.<span style=""> </span></span></b><b><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">P</span></b><b><span style="font-family:Verdana;">enyampaian <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Konsep</span></span></b><span lang="DA" style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Materi pembelajaran <span style="color: rgb(51, 204, 0);">jenis konsep</span><span style=""> </span>adalah materi berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan, menggeneralisasi, dsb.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family:Verdana;">Langkah-langkah menyampaikan materi pembelajaran jenis konsep:<span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Verdana;"><span style="">a.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Verdana;">Sajikan Konsep<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="ES" style="font-family:Verdana;"><span style="">b.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="ES" style="font-family:Verdana;">Berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan contoh)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Verdana;"><span style="">c.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Berikan soal-soal latihan dan tugas </span><span style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Verdana;"><span style="">d.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Verdana;">Berikan umpan balik<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Verdana;"><span style="">e.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Verdana;">Berikan tes</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br /><span style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family:Verdana;">3.<span style=""> </span></span></b><b><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">P</span></b><b><span style="font-family:Verdana;">enyampaian materi <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Prinsip</span></span></b><span style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;">Termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum <i>(law),</i></span><br /><br /><span style="font-family:Verdana;"> postulat, teorema, dsb.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;">Langkah-langkah menyampaikan materi pembelajaran jenis prinsip :<span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Verdana;"><span style="">a.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Verdana;">Berikan prinsip<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Verdana;"><span style="">b.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Verdana;">Berikan bantuan berupa contoh penerapan<span style=""> </span>prinsip<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Verdana;"><span style="">c.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Verdana;">Berikan soal-soal latihan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Verdana;"><span style="">d.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Verdana;">Berikan umpan balik<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Verdana;"><span style="">e.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Verdana;">Berikan tes.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family:Verdana;">4.<span style=""> </span></span></b><b><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">P</span></b><b><span style="font-family:Verdana;">enyampaian materi <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Prosedur</span></span></b><span style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;">Materi pembelajaran yang berjenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara urut. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Misalnya langkah-langkah menghidupkan televisi, menghidupkan<span style=""> </span>dan mematikan kom puter.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Langkah-langkah mengajarkan prosedur meliputi: </span><span style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><span style="">a.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Verdana;">Menyajikan prosedur</span><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><span style="">b.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Pemberian bantuan dengan jalan mendemonstrasikan bagaimana cara melaksanakan prosedur<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Verdana;"><span style="">c.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Verdana;">Memberikan latihan (praktek)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Verdana;"><span style="">d.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Verdana;">Memberikan umpan balik<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Verdana;"><span style="">e.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Verdana;">Memberikan tes.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br /><span style="font-family:Verdana;"> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">5.<span style=""> </span></span></b><b><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">M</span></b><b><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">enyampaikan materi <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Sikap (afektif)</span></span></b><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Termasuk materi pembelajaran aspek sikap (afektif) adalah pemberian respons, penerimaan suatu nilai, internalisasi, dan penilaian.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">Beberapa strategi mengajarkan materi aspek sikap antara lain:<span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="DA" style="font-family:Verdana;"><span style="">a.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">penciptaan kondisi, <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="DA" style="font-family:Verdana;"><span style="">b.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">pemodelan atau contoh, <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="DA" style="font-family:Verdana;"><span style="">c.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">demonstrasi, <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="DA" style="font-family:Verdana;"><span style="">d.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">simulasi, <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Verdana;"><span style="">e.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="DA" style="font-family:Verdana;">penyampaian ajaran atau dogma.</span><span style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;">Semoga bermanfaat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p style="text-align: right;" class="MsoNormal"><span style=";font-family:Broadway;font-size:100%;" >Didik Widiawan Sukmadi<o:p></o:p></span></p><div> </div><p style="text-align: right;" class="MsoNormal"><span style=";font-family:Broadway;font-size:10;" ><span style="font-size:100%;">SMA Negeri</span><span style="font-size:100%;"> </span><span style="font-size:100%;">2</span><span style="font-size:100%;"> </span><span style="font-size:100%;">Solo</span></span></p><div style="text-align: right;"><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Jawa Tengah</span></span><br /></div><p style="text-align: left;" class="MsoNormal"><span style=";font-family:Broadway;font-size:10;" ><o:p></o:p></span></p>didik widiawanhttp://www.blogger.com/profile/12945778259808492229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7346978193778768776.post-58102207937627009462009-09-23T19:42:00.000-07:002009-09-29T23:22:57.535-07:00Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan.<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_hPWARFpWNiE/SsL3N5FDX2I/AAAAAAAAAD4/WHJHaIfFkHs/s1600-h/teroris.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 169px; height: 210px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_hPWARFpWNiE/SsL3N5FDX2I/AAAAAAAAAD4/WHJHaIfFkHs/s320/teroris.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5387139922320908130" border="0" /></a><br /><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span lang="FI" style="font-family:Verdana;">A. Pendahuluan.<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="FI"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti <b style="color: rgb(51, 204, 0);">Sokrates, Plato</b> dan <b style="color: rgb(51, 204, 0);">Aristoteles</b> beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. </span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran. Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir di abad pertengahan, seperti <b style="color: rgb(51, 204, 0);">Agustinus, Ibnu Sina</b>, dan <b style="color: rgb(51, 204, 0);">Thomas Aquinas</b>. Mereka berpendapat bahwa sebagai makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya. Pertanyaan dan pertanggung jawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Berkembangnya ilmu pengetahuan di abad pencerahan (sekitar abad ke-17 M), turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat, ciri-ciri ilmiah mulai tampak di abad ini. Para ahli di zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia. Pengaruh perubahan yang terjadi di abad pencerahan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Perubahan - perubahan besar di abad pencerahan, terus berkembang secara revolusioner sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepat struktur masyarakat lama berganti dengan struktur yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam <span style="color: rgb(51, 204, 0);">revolusi Amerika, revolusi industr</span>i, dan <span style="color: rgb(51, 204, 0);">revolusi Perancis</span>. Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga revolusi ini terasa pengaruhnya di seluruh dunia. Para ilmuwan tergugah, mereka mulai menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam masyarakat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">B. Gejolak abad revolusi. <o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Perubahan yang terjadi akibat revolusi benar-benar mencengangkan. Struktur masyarakat yang sudah berlaku ratusan tahun rusak. Bangsawan dan kaum Rohaniawan yang semula bergemilang harta dan kekuasaan, disetarakan haknya dengan rakyat jelata. Raja yang semula berkuasa penuh, kini harus memimpin berdasarkan undang-undang yang di tetapkan. Banyak kerajaan - kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah. <span style="color: rgb(51, 204, 0); font-weight: bold;">Revolusi Perancis</span> berhasil mengubah struktur masyarakat feodal ke masyarakat yang bebas. Gejolak abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahan masyarakat harus dapat dianalisis. Mereka telah menyakikan betapa perubahan masyarakat yang besar telah membawa banyak korban berupa perang, kemiskinan, pemberontakan dan kerusuhan. Bencana itu dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat sudah diantisipasi secara dini. Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi menguatkan pandangan betapa perlunya penjelasan rasional terhadap perubahan besar dalam masyarakat. Artinya :<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja, melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bantu untuk menjelaskan perubahan dalam masyarakat dengan bukti-bukti yang kuat serta masuk akal.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Dengan metode ilmiah yang tepat (penelitian berulang kali, penjelasan yang teliti, dan perumusan teori berdasarkan pembuktian), perubahan masyarakat sudah dapat diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah.<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="font-family:Verdana;">C. Kelahiran Sosiologi Modern.</span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" > <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Sejak awal masehi hingga abad 19, Eropa dapat dikatakan menjadi pusat tumbuhnya peradaban dunia, <st1:place st="on">Para</st1:place> ilmuwan ketika itu mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. <st1:place st="on">Para</st1:place> ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Sosiologi modern tumbuh pesat di benua Amerika, tepatnya di Amerika Serikat dan Kanada. Mengapa bukan di Eropa? (yang notabene merupakan tempat dimana sosiologi muncul pertama kalinya).<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika Utara. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri baru, bertambahnya kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar masyarakat pun tak terelakan.<br />Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala Eropa tidak relevan lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern. Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern cenderung <b style="color: rgb(51, 204, 0);">mikro</b> (lebih sering disebut <span style="color: rgb(51, 204, 0);">pendekatan empiris</span>). Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh. Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research) dalam sosiologi. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Sebagai cabang Ilmu, Sosiologi dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, <b style="color: rgb(51, 204, 0);">August Comte</b> yang kemudian dikenal sebagai <b style="color: rgb(51, 204, 0);">Bapak Sosiologi</b>. Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin <b style="color: rgb(51, 204, 0);">socius</b><span style="color: rgb(51, 204, 0);"> </span>yang artinya <b style="color: rgb(51, 204, 0);">teman</b>, dan <b style="color: rgb(51, 204, 0);">logos</b> dari kata Yunani yang berarti <b style="color: rgb(51, 204, 0);">cerita</b>, diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul <b style="color: rgb(51, 204, 0);">“Cours De Philosophie Positive”</b> karangan August Comte (1798-1857).</span><span lang="SV" style="font-size:100%;"> </span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Comte kemudian membedakan antara sosiologi statis dan sosiologi dinamis. <b style="color: rgb(51, 204, 0);">Sosiologi statis</b> memusatkan perhatian pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat. <b style="color: rgb(51, 204, 0);">Sosiologi dinamis</b><span style="color: rgb(51, 204, 0);"> </span>memusatkan perhatian tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Dalam buku itu, Comte menyebutkan ada tiga tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Tiga tahapan itu adalah :<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Tahap <b style="color: rgb(51, 204, 0);">teologis</b>; adalah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Tahap <b style="color: rgb(51, 204, 0);">metafisis</b><span style="color: rgb(51, 204, 0);">;</span> pada tahap ini manusia menganggap bahwa didalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Oleh karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Tahap <b style="color: rgb(51, 204, 0);">positif</b><span style="color: rgb(51, 204, 0);">;</span> adalah tahap dimana manusia mulai berpikir secara ilmiah.<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Sosiologi muncul sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu namun demikian, sejarah mencatat bahwa <b style="color: rgb(51, 204, 0);">Émile Durkheim</b> — ilmuwan sosial Perancis — yang kemudian berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat, dan perkembangan masyarakat. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Segala upaya yang dilakukan Comte disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain : <o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);font-size:100%;" ><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Herbert Spencer</span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" > memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);font-size:100%;" ><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Karl Marx</span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" > memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);font-size:100%;" ><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Emile Durkheim</span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" > memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);font-size:100%;" ><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Max Weber</span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" > memperkenalkan pendekatan <span style="color: rgb(51, 204, 0);">verstehen</span> (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia,<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="font-family:Verdana;">D. Definisi Sosiologi<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="NO-BOK" >Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Pitirim Sorokin<o:p></o:p></span></b></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Sosiologi </span>adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), <span style="color: rgb(51, 204, 0);">sosiologi</span> adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="2" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Roucek dan <st1:city st="on"><st1:place st="on">Warren</st1:place></st1:city><o:p></o:p></span></b></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Sosiologi</span> adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >3.</span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style=""> </span><b style="">William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf</b><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Sosiologi</span> adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >4.<span style=""> </span><b style="">J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers</b><span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Sosiologi</span> adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >5.<span style=""> </span><b style="">Max Weber</b> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Sosiologi</span> adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >6<b style="">.<span style=""> </span>Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi </b><o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="2" type="1"><ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Sosiologi</span> adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Sosiologi</span> adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.<o:p></o:p></span></li></ol></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >7.<span style=""> </span><b style="">Soejono Sukamto</b><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Sosiologi</span> adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi - segi kemasyara katan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >8.<span style=""> </span><b style="">William Kornblum</b><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Sosiologi</span> adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >9.<span style=""> </span><b style="">Allan Jhonson</b> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Sosiologi</span> adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem tersebut.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Banyaknya prespektif yang berkembang diharapkan mampu untuk menjelaskan definisi yang tepat untuk sosiologi atau dapat menjadi pilihan suatu definisi yang lebih mudah dapat dipahami. Berbagai perspektif tersebut diantaranya :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >1.</span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style=""> </span><b style="">Teori Struktural Fungsional</b>.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat dianggap sama dengan organ-organ tubuh, seperti lembaga sosial dapat menjadi unsur yang memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidup serta pemeliharaan masyarakat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Lembaga ekonomi berfungsi mengadakan produksi dan distribusi barang dan jasa.<br />Lembaga sosial kekeluargaan berfungsi menjadi sistem reproduksi, pemelihara kesehatan masyarakat, anak-anak dst.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >2.<span style=""> </span>Teori Konflik.<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);font-size:100%;" ><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Karl Marx</span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);"> </span>dan <b style="color: rgb(51, 204, 0);">Friedrich Engels</b> yaitu <b style="color: rgb(51, 204, 0);">”Communist Manifesto”</b><span style="color: rgb(51, 204, 0);"> </span>(1848) yang menganggap teori terpenting dalam masyarakat adalah terjadinya pertentangan Kelas (Class Stragle). Maka suatu golongan yang memerintah mempunyai kedudukan tersebut. Psikolog kontemporer lebih berpendapat bahwa titik berat konflik adalah seperti perbedaan ras, agama, produsen dan konsumen dst. Kehidupan manusia dan kelangsungannya berkisar pada masalah : <span style="color: rgb(51, 204, 0);">”Whose will shall prevail, Thine or mine”.</span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Tokoh-tokoh tersebut antara lain : C.Wriht Mills, Tom B. Bottomore, Rendall Collins dll.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >3.<span style=""> </span>Teori Interaksi Simbolis.<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);font-size:100%;" ><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >George Herbert Mead</span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" > menyatakan bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk berinteraksi dengan pihak-pihak lain, dengan perantara lambang-lambang tertentu yang dipunyai bersama. Kemudian manusia memberikan arti pada kegiatan-kegiatannya kemudian membentuk prespektif-prespektif tertentu, dengan rumusan, dan berprilaku menurut hal-hal yang diartikan secara sosial.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >4.<span style=""> </span>Teori Social-Exchange.<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Seseorang melakukan hubungan dengan orang lain oleh karena hal itu dapat mendatangkan keuntungan atau suatu imbalan. Jika seseorang menghendak keuntungan dari suatu hubungan maka dia harus bersedia untuk berkorban (Peter Blau 1967, James W. Vander Zaden 1979:1)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >5.<span style=""> </span>Etno-Metodologi.<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Yang menjadi pusat perhatian <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Etnometodologi</span> adalah bagaimana suatu prilaku yang merupakan kebiasaan terjadi atau berlangsung.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="font-family:Verdana;">E. Pokok Bahasan Sosiologi<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></b></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Fakta social <o:p></o:p></span></b></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 0);">Fakta sosial</span> adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunya kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Contoh, di sekolah seorang murid diwajidkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="2" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Tindakan social<o:p></o:p></span></b></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 0);">Tindakan sosial</span> adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="3" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Khayalan sosiologis<o:p></o:p></span></b></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Khayalan sosiologis</span> diperlukan untuk dapat memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut <b style="color: rgb(51, 204, 0);">Wright Mills</b>, dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah troubles dan issues. <b style="color: rgb(51, 204, 0);">Troubles</b> adalah permasalahan pribadi individu dan merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi. <b style="color: rgb(51, 204, 0);">Issues</b><span style="color: rgb(51, 204, 0);"> </span>merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu. Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah trouble. Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan issue, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="4" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Realitas social<o:p></o:p></span></b></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Seorang sosiolog harus bisa menyingkap berbagai tabir dan mengungkap tiap helai tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga. Syaratnya, sosiolog tersebut harus mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style="font-size:100%;"><b><span style=""><o:p> </o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span lang="NO-BOK" style="font-family:Verdana;">F.<span style=""> </span>Pemikiran Tokoh Sosiologi <o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="NO-BOK"><span style=""> </span>1. Auguste Comte (1798 – 1857)<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="NO-BOK" >Bapak Sosiologi, anggapannya sosiologi terdiri dari dua bagian pokok, yaitu </span><span style="font-size:100%;"><i><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="NO-BOK">social statistics </span></i></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="NO-BOK" >dan </span><span style="font-size:100%;"><i><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="NO-BOK">social dynamics</span></i></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="NO-BOK" >.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="NO-BOK" >Sebagai </span><span style="font-size:100%;"><b style="color: rgb(51, 204, 0);"><i><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="NO-BOK">social statistics</span></i></b><i><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="NO-BOK"> </span></i></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="NO-BOK" >sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara lembaga-lembaga kemasyarakatan.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style="color: rgb(51, 204, 0);"><i><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="NO-BOK">Social dynamics</span></i></b><i><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="NO-BOK"> </span></i></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="NO-BOK" >meneropong bagaimana lembaga lembaga tersebut berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa.<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Tiga tahap perkembangan pikiran manusia</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"> </p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana;">tahap teologis, ialah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia ini mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh sesuatu kekuatan yang berada di atas manusia.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana;">tahap metafisis, pada tahap ini manusia masih percaya bahwa gejala-gejala di dunia inidisebabkan oleh kekuatan-kekuatan yang berada di atas manusia.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana;">tahap positif, merupakan tahap di mana manusia telah sanggup untuk berpikir secara ilmiah. Pada tahap ini berkembanglah ilmu pengetahuan.<o:p></o:p></span></li></ol></ol> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: Verdana;"><o:p> </o:p></span><b><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:11;" ><span style="font-size:100%;">Emile Durkheim (1858-1917)</span><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="NO-BOK" >Sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam masyarakat dan proses-proses sosialnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Sosiologi dibagi ke dalam tujuh seksi, yakni :<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="NO-BOK" >sosiologi umum yang mencakup kepribadian individu dan kelompok manusia<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >sosiologi agama<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >sosiologi hukum dan moral yang mencakup organisasi politik, organisasi sosial, perkawinan dan keluarga.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Sosiologi tentang kejahatan.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Sosiologi ekonomi yang mencakup unuran-unuran penelitian dan kelompok kerja.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Demografi yang mencakup masyarakat perkotaan dan pedesaan.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Dan sosiologi estetika.</span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style=""><o:p> </o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style=""><span style="font-size:130%;">3. Max Weber (1864-1920)</span><o:p></o:p></span></b></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="NO-BOK" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Sosiologi </span>adalah ilmu yang berusaha memberikan pengertian tentang aksi-aksi sosial.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="NO-BOK" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Teori Ideal Typus</span>, yaitu suatu kosntruksi dalam pikiran seorang peneliti yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis gejala-gejala dalam masya rakat.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="NO-BOK" >Ajaran-ajarannya sangat menyumbang sosiologi, misalnya analisisnya tentang wewenang, birokrasi, sosiologi agama, organisasi-organisasi ekonomi dan seterusnya.<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="" lang="NO-BOK"><span style=""> </span></span></b><b><span style=""><span style="font-size:130%;">4. Charles Horton Cooley (1864-1929)</span><o:p></o:p></span></b></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Mengembangkan konsepsi mengenai hubungan timbal balik dan hubungan yang tidak terpisahkan antara individu dengan masyarakat.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Teorinya mengidamkan kehidupan bersama, rukun dan damai sebagaimana dijumpai pada masyarakat <span style=""> </span>yang masih bersahaja.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Prihatin melihat masyarakat-kasyarakat modern yang telah goyah norma-normanya, sehingga masyarakat bersahaja merupakan bentuk ideal yang terlalu berlebih-lebihan kesempurnaannya.<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" ><span style=""> </span><o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" ><span style=""> </span>5.<span style=""> </span><st1:place st="on"><st1:city st="on">Pierre</st1:city></st1:place> Guillaurne Frederic Le Play (1806-1882)<o:p></o:p></span></b></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Mengenalkan metode tertentu di dalam meneliti dan menganisis gejala-gejala sosial yaitu dengan jalan mengadakan observasi terhadap fakta-fakta sosial dan analisis induktif. Kemudian dia juga menggunakan metode case study dalam penelitian-penelitian sosial. <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Hasil penelitiannya, bahwa lingkungan geografis menentukan jenis pekerjaan, dan hal ini mempengaruhi organisasi ekonomi, keluarga serta lembaga-lembaga lainnya.<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style=";font-family:TimesNewRoman;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style=""><span style=""> </span><span style="font-size:130%;">6.</span><span style="font-size:130%;"> </span><span style="font-size:130%;">Ferdinand Tonnies</span> <o:p></o:p></span></b></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Teorinya mengenai Gemeinschaft dan </span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Gesellschaft<i> </i></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >sebagai dua bentuk yang menyertai perkembangan kelompok-kelompok sosial.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Gemeinschaft</span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" > (paguyuban) adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Gesellschaft </span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >(patembayan) merupakan bentuk kehidupan bersama yang merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu yang pendek.<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style=""><span style=""> </span><span style="font-size:130%;">7.</span><span style="font-size:130%;"> </span><span style="font-size:130%;">Leopold Wiese (1876-1949)</span><o:p></o:p></span></b></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Sosiologi adalah penelitian terhadap hubungan antar manusia yang merupakan kenyataan sosial.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="NO-BOK" >Objek khusus sosiologi adalah <b style="">interaksi sosial</b> atau <b style="">proses sosial</b><o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="" lang="NO-BOK"><span style=""> </span></span></b><b><span style=""><span style="font-size:130%;">8.</span><span style="font-size:130%;"> </span><span style="font-size:130%;">Alfred Vierkandt (1867-1953)</span><o:p></o:p></span></b></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Sosiologi terutama mempelajari interaksi dan hasil interaksi tersebut. Masyarakat merupakan himpunan interaksi-interaksi sosial, sehingga sosiologi bertugas<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >untuk mengkonstruksikan teori-teori tentang masyarakat dan kebudayaan.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Dasar semua struktur sosial adalah ikatan emosional; tak ada konflik antara kesaradan individual dengan kelompok, oleh karena itu individu tunduk pada tujuan kelompoknya.</span><span style=";font-family:TimesNewRoman;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style=""><o:p> </o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style=""><span style=""> </span><span style="font-size:130%;">9.</span><span style="font-size:130%;"> </span><span style="font-size:130%;">Lester Frank Ward (1841-1913)</span><o:p></o:p></span></b></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >Sosiologi bertujuan untuk meneliti kemajuan-kemajuan manusia<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Ia membedakan antara pure sociology (sosiologi murni) yang meneliti asal dan <span style=""> </span>perkembangan gejala gejala sosial, dan apllied sociology (sosiologi terapan) yang khusus mempelajari perubahan-perubahan dalam masyarakat karena usaha-usaha manusia.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Kekuatan dinamis dalam gejala sosial adalah perasaan.<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style=""><o:p> </o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style=""><span style=""> </span><span style="font-size:130%;">10. Vilfredo Pareto (1848-1923)</span><o:p></o:p></span></b></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Sosiologi didasarkan pada observasi terhadap tindakan-tindakan, eksperimen terhadap fakta-fakta dan rumus-rumus matematis.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Masyarakat merupakan sistem kekuatan yang seimbang dan keseimbangan tersebut tergantung pada ciri-ciri tingkah laku dan tindakan-tindakan manusia dan tindakan-tindakan manusia tergantung dari keinginan-keinginan serta dorongan-dorongan dalam dirinya.<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style=""><span style=""> </span><span style=""> </span><o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style=""><span style=""> </span><span style="font-size:130%;">11. Georg Simmel (1858-1918)</span><o:p></o:p></span></b></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang khusus,yaitu satu-satunya ilmu <o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >pengetahuan analitis yang abstrak di antara semua ilmu pengetahuan kemasyarakatan.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="2" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Objek sosiologi adalah bentuk-bentuk hubungan antar manusia<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="" lang="SV"><span style=""> </span></span></b><b><span style=""><span style="font-size:130%;">12. William Graham Summer (1840-1910)</span><o:p></o:p></span></b></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Sistem sosiologi didasarkan pada konsep <b style="color: rgb(51, 204, 0);">in-group</b> dan <b style="color: rgb(51, 204, 0);">out-group</b>.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >Masyarakat merupakan peleburan dari kelompokkelompok sosial<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Empat dorongan yang universal dalam diri manusia yaitu rasa lapar, rasa cinta, rasa takut, dan rasa hampa.<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><i><span style=""><o:p> </o:p></span></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style=""><span style=""> </span><span style="font-size:130%;">1</span><span style="font-size:130%;">3.</span><span style="font-size:130%;"> </span><span style="font-size:130%;"><st1:place st="on"><st1:placename st="on">Robert</st1:placename> <st1:placename st="on">Ezra</st1:placename> <st1:placetype st="on">Park</st1:placetype></st1:place> (1864-1944)</span><o:p></o:p></span></b></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Pelopor <span style="color: rgb(51, 204, 0); font-weight: bold;">mazhab Ekologi</span>.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Sosiologi meneliti masyarakat setempat dari sudut hubungan antar manusia.<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style=""><span style=""> </span><o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style=""><span style=""> </span><span style="font-size:130%;">14.</span><span style="font-size:130%;"> </span><span style="font-size:130%;">Karl Mannheim (1893-1947)</span><o:p></o:p></span></b></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Pelopor <b style="color: rgb(51, 204, 0);">sosiologi pengetahuan</b>, menelaah hubungan masyarakat dengan pengetahuan<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Akar dari segenap pertentangan yang menimbulkan krisis terletak dalam ketegangan-ketegangan yang timbul disemua lapangan kehidupan.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);font-size:100%;" ><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Planning for freedom</span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >, yaitu semacam perencanaan yang diawasi secara demokratis dan menjamin kemerdekaan aktivitas-aktivitas individu maupun kelompok manusia.<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" ><o:p> </o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-weight: bold;"><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:Verdana;">G.<span style=""> </span>Paradigma Sosiologi<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="IN" ><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 0);">Paradigma</span> adalah pandangan yang mendasar dari ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan. Paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan-persoalan apa yang mesti dijawab, bagaimana seharusnya menjawab serta aturan-aturan apa saja yang harus diikuti dalam menginterpretasikan informasi yang dikumpulkan dalam rangka menjawab persoalan-persoalan tersebut. (Ritzer, 2002 : 6-7).</span><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" ><o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="IN" >Dalam sosiologi terdapat<span style=""> </span>tiga macam paradigma yaitu :<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Paradigma <b style="color: rgb(51, 204, 0);">F<span style="">akta sosial</span></b>, <o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Paradigma yang dipelopori oleh <b style="color: rgb(51, 204, 0);">Emile Durkheim</b> ini menekankan pokok persoalan sosiologi adalah fakta sosial. Fakta sosial adalah sesuatu <b style="color: rgb(51, 204, 0);"><i>(thing</i>)</b> yang berada diluar individu dan berbeda dari ide-ide tetapi bisa mempengaruhi individu didalam bertingkah laku. Secara garis besar, fakta sosial kelompok-kelompok, organisasi-organisasi, sistem sosial, keluarga, pemerintah, institusi politik, kebiasaan, hukum, undang-undang, nilai-nilai dan sebagainya. Teori yang berada dalam naungan paradigma fakta sosial adalah teori fungsionalisme struktural dan teori konflik.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="2" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Paradigma <b style="color: rgb(51, 204, 0);">D<span style="">efinisi sosial</span></b>, <o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Paradigma yang dipelopori <b style="color: rgb(51, 204, 0);">Max Weber</b> ini lebih memfokuskan dan menekankan pada kenyataan sosial yang subyektif. Model pemersatu dari paradigma ini adalah karya-karya Max Weber dan juga Talcott Parsons. Karya Weber membantu mengarahkan perhatian sosiologi sebagai studi atau ilmu yang berusaha menafsirkan dan memahami <i>(interpretative understanding)</i> tentang tindakan sosial. Bagi Weber perbuatan manusia baru menjadi tindakan sosial sepanjang tindakan itu mempunyai arti bagi dirinya dan diarahkan kepada orang lain. Sebaliknya tindakan yang diarahkan kepada benda mati bukanlah sebagai suatu tindakan sosial, kecuali tindakan yang diarahkan kepada benda mati dilakukan untuk memancing reaksi dari orang lain. Jadi pokok persoalan yang perlu diselidiki oleh sosiologi ini adalah tindakan sosial, yakni tindakan yang penuh arti dari seorang individu.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="3" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Paradigma<b> <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Perilaku sosial</span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" > <o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Paradigma yang menyatakan bahwa obyek studi sosiologi yang konkrit dan realistis ialah perilaku manusia yang tampak dan kemungkinan perulangannya. Paradigma ini memusatkan perhatian pada hubungan antar pribadi dan hubungan pribadi dengan lingkungan. Menurut penganut paradigma ini tingkah laku seorang individu memiliki hubungan dengan lingkungan yang mempengaruhi dia dalam bertingkah laku. Jadi ada hubungan antara perubahan tingkah laku individu dengan perubahan lingkungan sosial yang dialami individu. Teori yang searah dengan paradigma ini adalah teori pertukaran dan teori dramaturgi.</span></p><div style="text-align: right;"><span style="font-weight: bold;">Didik Widiawan Sukmadi</span><br /><span style="font-weight: bold;">SMA Negeri 2 Solo</span><br /><span style="font-weight: bold;">Jawa Tengah</span><br /></div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 17.1pt; text-indent: 27pt; line-height: 150%; text-align: left;"><br /></p><div> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: left;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:10;" ><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 17.1pt; text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:10;" lang="IN" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:10;" ><o:p> </o:p></span></b></p>didik widiawanhttp://www.blogger.com/profile/12945778259808492229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7346978193778768776.post-89740554070173713282009-09-16T18:54:00.000-07:002009-09-27T20:51:51.965-07:00TES PRESTASI BELAJAR<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_hPWARFpWNiE/SsAxUbZ3hRI/AAAAAAAAACI/DZbMIEpuND0/s1600-h/didik.JPG"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 186px; height: 215px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_hPWARFpWNiE/SsAxUbZ3hRI/AAAAAAAAACI/DZbMIEpuND0/s320/didik.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5386359381358511378" border="0" /></a><span style=""><o:p></o:p></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Tes prestasi</span> belajar adalah tes yang digunakan untuk me ngukur kemampuan seseorang setelah menjalani proses pembelajaran. Tes ini penting sekali dilakukan oleh guru, sekolah maupun lembaga kependidikan untuk menge tahui seberapa jauh siswa sudah mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hasil tes dapat digunakan oleh guru, se kolah, atau institusi kependidikan lainnya untuk mengam bil keputusan atau umpan balik bagi perbaikan proses be lajar mengajar. Jadi secara tidak langsung tes dapat di gu nakan untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan pendidikan dari waktu ke waktu. Banyak cara yang dilakukan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Jika ditinjau dari penyiapan alat tes yang digunakan, maka pengukuran tes prestasi belajar dapat dibagi dua tipe yaitu <o:p></o:p></span> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >pengukuran yang menggunakan tes yang dibuat guru<span style=""> </span><o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >pengukuran yang menggunakan tes standar. Bentuk tes yang dibuat guru di kelas tentunya berbeda dengan bentuk tes standar. <o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Bentuk <span style="color: rgb(51, 204, 0);">tes yang dibuat guru </span>bisa sangat bervariasi, misalnya tes tertulis, tes lisan, tes kinerja, sikap dan pengukurannya lebih menekankan untuk mendapatkan informasi proses pembelajaran siswa dari hari ke hari.<o:p></o:p><br />Sedangkan bentuk tes standar, soal dan penskorannya harus lebih objektif dan mudah dilakukan sehingga pada umumnya hanya menggunakan satu jenis penilaian saja yaitu tes tertulis, Kususnya bentuk soal pilihan ganda. Hal ini disebabkan tes standar digunakan untuk keperluan yang lebih luas dan umum, misalnya tes untuk bisa masuk ke jenjang pendidikan berikutnya, tes untuk melihat daya serap siswa, tes pemantauan mutu siswa, dsb. Selain itu hasil dari tes<o:p></o:p> standar harus bisa dilihat keterbandingannya <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Tes standar</span> adalah tes dimana soal-soalnya sudah mengalami proses analisis baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membuat tes standar adalah<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >menentukan tujuan tes; <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >menentukan acuan yang akan dipakai oleh tes (<i>criteria </i>atau <i style="">norma</i>); <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >membuat kisi-kisi;<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >memilih soal-soal dari kumpulan soal yang sudah ada sesuai dengan kisi-kisinya. <o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Apabila soal yang diambil merupakan soal baru, maka soal-soal tersebut harus melalui tahap telaah secara kualitatif, revisi, uji coba, analisis hasil ujicoba sehingga diperoleh soal yang baik dari segi kualitatif maupun kuantitatif. </span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >Selain itu peng administrasian tes (pelaksanaan tes) juga dibuat standar. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Untuk <span style="color: rgb(51, 204, 0); font-weight: bold;">tes prestasi belajar</span> terstandar soal-soal harus mengacu pada tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa, dalam hal ini kurikulum atau SKL (Standar Kompetensi Lulusan) yang sudah ditetapkan apabila tes tersebut akan digunakan untuk kelulusan, dan proses penskorannya juga harus dilakukan secara standar terutama apabila ada soal berbentuk uraian, sehingga hasil dari tes tersebut dapat dilihat keterbandingannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Untuk membuat tes prestasi belajar terstandar yang dapat digunakan setiap saat, dibutuhkan butir-butir soal cukup banyak. Kebutuhan butir-butir soal yang bagus dan banyak ini bisa diatasi apabila ada bank soal yang menyimpan soal-soal tersebut. <span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 0);">Bank soal</span> adalah kumpulan soal-soal dalam jumlah yang besar, dan mengukur pengetahuan yang sama, disimpan di dalam komputer bersama dengan karakteristik setiap butir soalnya. Bank soal ini perlu dibuat dan harus selalu dikembangkan karena:<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >dapat menyiapkan tes yang dibutuhkan secara rutin dan lebih dari satu set;<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >memungkinkan diterapkannya tes melalui komputer (<i>computer adaptive test–cat</i>), sehingga setiap saat peserta tes dapat mengikuti tes kapan saja; <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >kualitas tes dapat dipertanggung jawabkan.<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="font-family:Verdana;">Validitas Tes<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Sebuah tes yang baik sebagaimana disampaikan oleh Syaifuddin Azwar (2006 : 2) harus memiliki beberapa kriteria antara lain <b style=""><i style=""><span style="color: rgb(51, 204, 0);">valid, reliable, standar, ekonomis</span> </i></b>dan<b style=""><i style=""> <span style="color: rgb(51, 204, 0);">praktis</span></i></b><i style=""><span style="color: rgb(51, 204, 0);">.</span> <o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Dalam <b style="color: rgb(51, 204, 0);">Standards</b><span style="color: rgb(51, 204, 0);"> </span><b style="color: rgb(51, 204, 0);">for Educational and Psychological Testing</b> validitas adalah "... the degree to which evidence and theory support the interpretation of test scores entailed by proposed uses of tests " (1999: 9). Sebuah tes dikatakan valid jika ia memang mengukur apa yang seharusnya diukur (Allen & Yen, 1979: 95). <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Djemari Mardapi</span> (2004: 25) menyatakan bahwa validitas adalah ukuran seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurnya. Menurut <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Nitko & Brookhart</span> (2007: 38) kevalidan sebuah alat ukur tergantung pada bagaimana hasil tes tersebut diinterpretasikan dan digunakan. <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Dalam pandangan <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Samuel Messick</span> (1989: 13) validitas merupakan penilaian menyeluruh dimana bukti empiris dan logika teori mendukung pengambilan keputusan serta tindakan berdasarkan skor tes atau model-model penilaian yang lain. Jika dikaitkan dengan bidang psikologi, penggunaan validitas dapat dijumpai dalam tiga konteks yaitu <span style="color: rgb(51, 204, 0);">validitas penelitian, validitas soal </span>dan <span style="color: rgb(51, 204, 0);">validitas alat ukur.</span> <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="ES"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Validitas penelitian </span>merupakan derajad kesesuaian hasil penelitian dengan keadaan sebenarnya. <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Validitas soal </span>berkaitan dengan kesesuaian antara suatu soal dengan soal lain. Sedangkan validitas alat ukur merujuk pada kecermatan ukurnya suatu tes (Sumadi Suryabrata, 2004: 40).<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="ES">Menurut <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Allen & Yen</span> (1979: 95) validitas tes dapat dibagi kedalam tiga kelompok utama yaitu : <o:p></o:p></span></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >validitas <span style="color: rgb(51, 204, 0);">isi</span> (content validity), <o:p></o:p></span></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >validitas <span style="color: rgb(51, 204, 0);">konstruk</span> (construct validity) <o:p></o:p></span></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="ES">validitas <span style="color: rgb(51, 204, 0);">kriteria</span> (criterion related validity). <o:p></o:p></span></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="ES">Meskipun idealnya validasi dapat dilakukan dengan memakai semua bentuk validitas tes tersebut, tetapi pengembang tes dapat memilih bentuk validasi dengan melihat tujuan pengembangan tes (Kumaidi, 1994: 58).<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >1. Validitas isi</span></b></span><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" > <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><i style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Validitas isi menunjuk pada sejauhmana isi perangkat soal tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. <o:p></o:p></span></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran menurut Djemari Mardapi (1996: 22) <span style="color: rgb(51, 204, 0);">validitas isi</span> adalah kesesuaian antara materi ujian dan materi yang telah dipelajari. Pengujian validitas isi tidak melalui analisis statistik melainkan analisis rasional yaitu dengan melihat apakah butir-butirnya telah sesuai dengan batasan domain ukur yang telah ditetapkan sebelumnya<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Allen & Yen</span> (1979: 95) membagi validitas isi kedalam dua kelompok yaitu <o:p></o:p></span></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">face </span>validity (validitas muka) <o:p></o:p></span></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">logical</span> validity (validitas logis). <o:p></o:p></span></span></li><ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Validitas muka <span style=""> </span><o:p></o:p></span></span></li></ol></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Validitas muka dapat dicapai jika tampilan tes tersebut telah meyakinkan untuk mengungkap atribut yang hendak diukur. <o:p></o:p></span></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="2" type="1"><ol style="margin-top: 0cm;" start="2" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Adapun validitas logis <o:p></o:p></span></span></li></ol></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >menunjukkan sejauhmana isi tes mengungkapkan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" ><span style=""> </span>2. Validitas konstruk</span></b></span><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" > <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><i style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Merujuk pada sejauh mana suatu tes mengukur suatu konstruk teoretik atau trait yang hendak diukurnya (Allen & Yen, 1979: 108) <o:p></o:p></span></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Konstruk </span>dalam pengertian ini adalah berkaitan dengan aspek-aspek psikologi seseorang khususnya aspek kognitif, afektif dan psikomotor.Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menguji validitas konstruk. Misalnya dengan melakukan pencocokan antara aspek-aspek berpikir yang terkandung dalam tes hasil belajar dengan aspek-aspek berpikir yang hendak diungkap oleh tujuan instruksional khusus. <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" ><span style=""> </span></span></b></span><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="SV">3. Validitas kriteria</span></b></span><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="SV">, <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><i style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="SV">Kesahihan alat ukur dilihat dari sejauhmana hasil pengukuran tersebut sama dengan hasil pengukuran alat lain yang dijadikan kriteria.</span></i></span><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="SV"> <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="SV">Biasanya, dalam pengukuran psikologis, yang dijadikan <span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 0);">kriteria</span>, adalah hasil pengukuran lain yang telah dianggap sebagai alat ukur yang baik misalnya tes <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Stanford Binnet </span>atau <span style="color: rgb(51, 204, 0);">tes Weschler</span>.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="SV">Validitas kriteria dibedakan menjadi dua macam yaitu <o:p></o:p></span></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="SV">jika dimanfaatkan dalam waktu dekat maka disebut <span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 0);">validitas konkurent</span> (concurrent validity) <o:p></o:p></span></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="SV">jika dimanfaatkan diwaktu yang akan datang disebut <span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 0);">validitas prediktif</span> (predictive validity).<o:p></o:p></span></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="SV">Untuk memperoleh validitas kriteria, diperlukan pengujian dengan menggunakan korelasi. <span style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="font-weight: bold;">Validitas kriteria</span> </span>ditunjukkan dengan angka korelasi antara skor pada alat yang dipergunakan dengan skor yang dihasilkan dari alat yang dijadikan kriteria. Tetapi dalam ujian masuk perguruan tinggi misalnya, <span style="color: rgb(51, 204, 0);">koefisien validitas</span> ditunjukkan dengan skor pada saat ujian masuk dengan skor yang diperoleh pada saat seseorang telah belajar selama beberapa waktu tertentu.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="fullpost" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="SV">Menurut <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Sumadi Suryabrata</span>, (2004: 46) dalam menafsirkan <span style="color: rgb(51, 204, 0);">koefisien validitas</span> yang didapat dari mengkorelasikan skor alat ukur dengan kriterianya sebaiknya dilakukan melalui koefisien determinasi yaitu koefisien korelasi kuadrat. Jadi jika diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,5, maka koefisien determinasinya adalah sebesar 0,25. semakin tinggi angka koefisien determinasi, maka semakin tinggi pula kecermatan prediksinya. </span></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" > </span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="ES-VE" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="ES-VE" ><o:p> </o:p></span><span style="font-size:100%;"><b><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="ES-VE">Reliabilitas Tes.</span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="ES-VE" >Soetarlinah Sukadji</span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="ES-VE" > menyatakan bahwa <span style="color: rgb(51, 204, 0);">reliabilitas suatu tes </span>adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefisien. Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="ES-VE" >Reliabilitas tes dapat dibagi menjadi :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 0cm; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="ES-VE"><span style="">1.<span style=";font-family:";" > </span></span></span></b><b><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="ES-VE">Reliabilitas Tes Re-Tes </span></b></span><!--[endif]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="ES-VE" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="ES-VE" >Adalah seberapa besar derajat skor tes konsisten dari waktu ke waktu. Reliabilitas diukur dengan menentukan hubungan antara skor hasil penyajian tes yang sama kepada kelompok yang sama, pada waktu yang berbeda.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="2" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="ES-VE">Reliabiltas Belah-Dua </span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="ES-VE" ><o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="ES-VE" >Reliabiltas ini diukur dengan menentukan hubungan antara skor dua paruh yang ekuivalen suatu tes, ang disajikan kepada seluruh kelompok pada suatu saat. Karena reliabilitas belah dua mewakili reliabilitas hanya separuh tes yang sebenarnya, rumus Spearman-Brown dapat digunakan untuk mengoreksi koefisien yang didapat.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="3" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="ES-VE">Reliabilitas Rasional Ekuivalen </span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="ES-VE" ><o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="ES-VE" >Reliabilitas ini tidak ditentukan menggunakan korelasi tetapi menggunakan estimasi konsistensi internal. Reliabilitas ini diukur menggunakan Kuder-Richardson, biasanya Formula-20 (KR-20) atau Formula-21 (KR-21). Kedua rumus ini hanya dapat dipakai untuk tes yang aitem-aitemnya diskor dikotomi, yaitu benar atau salah, 0 atau 1. <o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="4" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="ES-VE">Reliabilitas Penyekor/Penilai </span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="PT-BR" ><o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="ES-VE" >Adalah reliabilitas dua (atau lebih) penyekor independen. Reliabilitas ini biasa ditentukan menggunakan teknik korelasi, tetapi juga dapat hanya dinyatakan dalam persentase kesepakatan.<o:p></o:p></span></p> <div style="text-align: left;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: right;"><span style="line-height: 150%;font-family:Broadway;font-size:100%;" lang="ES-VE" >Didik Widiawan Sukmadi<o:p></o:p><br />SMA Negeri<span style=""> </span>2<span style=""> </span>Solo</span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" ><span style="font-family:verdana;">Jawa Tengah</span></span><br /><span style="line-height: 150%;font-family:Broadway;font-size:10;" lang="ES-VE" ><o:p></o:p></span></p><div> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: left;"><span style="line-height: 150%;font-family:Broadway;font-size:10;" lang="SV" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:10;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:10;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:10;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:10;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:10;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:10;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:10;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:10;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:10;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:10;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:10;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:10;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=";font-family:";font-size:14;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style=""><span style=";font-family:";font-size:14;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:10;" lang="SV" ><o:p> </o:p></span></p>didik widiawanhttp://www.blogger.com/profile/12945778259808492229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7346978193778768776.post-69404415643806000022009-09-16T18:25:00.000-07:002009-09-27T20:55:24.764-07:00Paradigma Ilmu (Thomas Khun).<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_hPWARFpWNiE/SsAzPwyZ0sI/AAAAAAAAACQ/7AKS3FsL7rw/s1600-h/didik.JPG"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 184px; height: 202px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_hPWARFpWNiE/SsAzPwyZ0sI/AAAAAAAAACQ/7AKS3FsL7rw/s320/didik.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5386361500222476994" border="0" /></a><br /><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"> </p><b style=""><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">A. Pengertian Paradigma.<br /><br /><o:p></o:p></span></b> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;">Jika mengikuti pendapat <span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 0);">Kuhn</span>, bahwa ilmu pengetahuan itu terikat oleh ruang dan waktu, maka sudah jelas bahwa suatu paradigma hanya cocok dan sesuai untuk permasalahan yang ada pada saat tertentu saja. Sehingga apabila dihadapkan pada permasalahan berbeda dan pada kondisi yang berlainan, maka perpindahan dari satu paradigma ke paradigma yang baru yang lebih sesuai adalah suatu keharusan.Sebagaimana dalam ilmu-ilmu sosial yang berparadigma ganda, usaha-usaha dalam menemukan paradigma yang lebih mampu menjawab permasalahan yang ada sesuai perkembangan zaman terus dilakukan.</span><b style=""><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></b></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Pengertian paradigma</span> menurut kamus filsafat adalah :<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><span style="">1.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Cara memandang sesuatu.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><span style="">2.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Model, pola, ideal dalam ilmu pengetahuan. Dari model-model ini fenomena dipandang dan dijelaskan.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><span style="">3.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Totalitas premis-premis teoritis dan metodologis yang menentukan dan atau mendefinisikan sutau study ilmiah kongkrit dan ini melekat di dalam praktek ilmiah pada tahap tertentu.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><span style="">4.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Dasar untuk menyeleksi problem-problem dan pola untuk memecahkan problem-problem riset.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Istilah paradigma ilmu pertama kali diperkenalkan oleh <b style="color: rgb(51, 204, 0);"><i style="">Thomas Kuhn</i></b> melalui bukunya yang berjudul <span style="color: rgb(51, 204, 0);">” </span><b style="color: rgb(51, 204, 0);"><i style="">The Structur of Science Revolution</i></b><span style="color: rgb(51, 204, 0);"> ”</span>. Kuhn menjelaskan paradigma dalam dua pengertian. Di satu pihak paradigma berarti keseluruan konstelasi kepercayaan, nilai, teknik yang dimiliki bersama oleh anggota masyarakat ilmiah tertentu. Di pihak lain paradigma menunjukan sejenis unsur pemecahan teka-teki yang kongkrit yang jika digunakan sebagai model, pola, atau contoh dapat menggantikan kaidah-kaidah yang secara eksplisit sebagai menjadi dasar bagi pemecahan permasalahan dan teka-teki normal sains yang belum tuntas. <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;">Paradigma merupakan elemen primer dalam progress sains. Seorang ilmuan selalu bekerja dengan paradigma tertentu, dan teori-teori ilmiah dibangun berdasarkan paradigma dasar. Melalui sebuah paradigma seorang ilmuan dapat memecahkan kesulitan-kesulitan yang lahir dalam kerangka ilmunya, sampai muncul begitu banyak anomali yang tidak dapat dimasukkan ke dalam kerangka ilmunya sehingga menuntut adanya revolusi paradigmatik terhadap ilmu <span style=""> </span>tersebut. Menurut Khun, ilmu dapat berkembang secara <b style="color: rgb(51, 204, 0);"><i style="">open-ended</i></b> ( sifatnya selalu terbuka untuk direduksi dan dikembangkan).</span><span style=""> </span><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Kuhn berusaha menjadikan teori tentang ilmu lebih cocok dengan situasi sejarah dengan demikian diharapkan filsafat ilmu lebih mendekati kenyataan ilmu dan aktifitas ilmiah sesungguhnya. Menurut Kuhn ilmu harus berkembang secara revolusioner bukan secara kumulatif sebagaimana anggapan kaum rasonalis dan empiris klasik sehingga dalam teori Kuhn, faktor sosiologis historis serta psikologis ikut berperan.</span><span style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Paradigma membantu seseorang dalam merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan apa yang harus dijawab dan aturan apa yang harus diikuti dalam menginterpretasikan jawaban yang diperoleh. <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Secara singkat pradigma dapat diartikan sebagai <span style="color: rgb(51, 204, 0); font-style: italic;">” keseluruhan konstelasi kepercayaan, nilai dan teknik yang dimiliki suatu komunitas ilmiah dalam memandang sesuatu (fenomena)”.</span> <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">B. Tahap – tahap Perkembangan Ilmu ( Progress Sains ).</span></b><b style=""><span style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></b></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;">Skema progress sains menurut Khun adalah sebagai berikut :</span><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><i style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="PT-BR">Pra paradigma </span></i></b><b style=""><i style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="PT-BR">- Pra Science </span></i></b><b style=""><i style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="PT-BR">- Paradigma Normal Science </span></i></b><b style=""><i style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="PT-BR">- Anomali</span></i></b><b style=""><i style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Wingdings;" lang="PT-BR"><span style=""> </span></span></i></b><b style=""><i style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="PT-BR">- Krisis<span style=""> </span>Revolusi </span></i></b><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">- </span></span><b style=""><i style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="PT-BR"> Paradigma Baru </span></i></b><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">-</span></span><b style=""><i style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="PT-BR"> Ekstra Ordinary Science</span></i></b><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">-</span></span></span><b style=""><i style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:11;" lang="PT-BR" ><span style="font-size:100%;"> </span><span style="font-size:100%;">Revolusi.</span><o:p></o:p></span></i></b></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Tahap – tahap perkembangan ilmu dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut :<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><i style=""><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">1. Tahap Pra paradigma & Pra Science.<o:p></o:p></span></i></b></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Pada stage ini aktivitas-aktivitas ilmiah pada stage ini dilakukan secara terpisah dan tidak terorganisir sebab tidak ada persetujuan tentang subjeck matter, problem-problem dan prosedur di antara para ilmuwan yang bersaing, karena tidak adanya suatu pandangan tersendiri yang diterima oleh semua ilmuan tentang suatu teori (fenomena). Dari sejumlah aliran yang bersaing, kebanyakan<span style=""> </span>mereka mendukung satu atau lain varian dalam teori tertentu dan di samping itu ada kombinasi dan modifikasi lain yang masing-masing aliran mendukung teorinya sendiri-sendiri. Sehingga sejumlah teori boleh dikatakan ada sebanyak jumlah pelaksanaannya di lapangan dan setiap ahli teori itu merasa wajib memulai dengan yang baru dan membenarkan pendekatannya sendiri. Hal semacam ini berlangsung selama kurun waktu tertentu samapai suatu paradigma tunggal<span style=""> </span>diterima oleh semua aliran yang dianut ilmuan tersebut dan ketika paradigma tunggal diterima, maka jalan menuju normal science mulai ditemukan.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Dengan kemampuan paradigma dalam membanding penyelidikan, menentukan teknik memecahkan masalah, dan prosedur-prosedur riset, maka ia dapat mengatasi ketergantungan observasi pada teori.</span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><br /><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><i style=""><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">2.Tahap Paradigma Normal Science.<o:p></o:p></span></i></b></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;">Para tahap ini, tidak terdapat sengketa pendapat mengenai hal-hal fundamental di antara para ilmuan sehingga paradigma tunggal diterima oleh semuanya. </span><span lang="ES" style="font-family:Verdana;">Paradigma tunggal yang telah diterima tersebut dilindungi dari kritik dan falsifikasi sehingga ia tahan dari berbagai kritik dan falsifikasi. Hal ini menjadi ciri yang membedakan antara normal science dan pra science. <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="ES" style="font-family:Verdana;">Paradigma yang membimbing eksperimen atau riset ilmiah tersebut didalamnya tercakup :<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span lang="ES" style="font-family:Symbol;"><span style="">·<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="ES" style="font-family:Verdana;">Komponen tipikal yang secara eksplisit akan mengemukakan hukum-hukum dan asumsi-asumsi teoritis. Contoh, hukum “gerak” Newton membentuk sebagian paradigma Newtonian. Dan hukum “persamaan” Maxwell merupakan sebagian paradigma yang telah membentuk teori elektromagnetik klasik.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span lang="ES" style="font-family:Symbol;"><span style="">·<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="ES" style="font-family:Verdana;">Cara yang baku dalam penggunaan hukum-hukum fundamental untuk berba gai tipe situasi.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span lang="ES" style="font-family:Symbol;"><span style="">·<span style=""> </span></span></span><span lang="ES" style="font-family:Verdana;">Instrumentasi dan teknik-tekniknya yang diperlukan untuk membuat agar hukum-hukum paradigma itu dapat bertahan dalam dunia nyata dan di dalam paradigma itu sendiri.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span lang="ES" style="font-family:Symbol;"><span style="">·<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="ES" style="font-family:Verdana;">Prinsip metafisis yang sangat umum yang membimbing pekerjaan di dalam suatu paradigma.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span lang="ES" style="font-family:Symbol;"><span style="">·<span style=""> </span></span></span><span lang="ES" style="font-family:Verdana;">Keterangan metodologis yang sangat umum yang memberikan cara pemecahan teka-teki science.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="ES" style="font-family:Verdana;">Normal science melibatkan usaha terperinci dan terorganisir untuk menjabarkan paradigma dengan tujuan memperbaiki imbangannya dengan alam (fenomena) dengan memecahkan teka-teki science, baik teka-teki teoritis maupun teka-teki eksperimental. Teka-teki teoritis meliputi perencanaan dan mengembangkan asumsi yang sesuai untuk penterapan statu hukum. Teka-teki eksperimental meliputi perbaikan keakuratan observasi dan pengembangan teknik eksperimen sehingga mampu menghasilkan pengukuran yang dapat dipercaya.<br />Dalam tahap normal science ini terdapat tiga fokus bagi penelitian science faktual, yaitu :<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span lang="ES" style="font-family:Verdana;"><span style="">1.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="ES" style="font-family:Verdana;">Menentukan fakta yang penting.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span lang="ES" style="font-family:Verdana;"><span style="">2.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="ES" style="font-family:Verdana;">Menyesuaikan fakta dengan teori. Upaya menyesuaikan fakta dengan teori ini lebih nyata ketergantungannya pada paradigma. Eksistensi paradigma itu menetapkan dan menyusun masalah-masalah yang harus dipecahkan; <span style=""></span>( seringkali paradigma itu secara implisit terlibat langsung di dalam desain peralatan yang mampu memecahkan masalah tersebut ).<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span lang="ES" style="font-family:Verdana;"><span style="">3.<span style=""> </span></span></span><span lang="ES" style="font-family:Verdana;">Mengartikulasikan teori paradigma dengan memecahkan beberapa ambiguitasnya yang masih tersisa dan memungkinkan pemecahan masalah yang sebelumnya hanya menarik perhatian saja.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="ES" style="font-family:Verdana;">Jika ilmuan gagal memecahkan teka-teki science tersebut maka kegagalan tersebut merupakan kegagalan ilmu itu sendiri bukan kegagalan paradigma. Teka-teki harus ditandai oleh kepastian akan adanya pemecahannya dari paradigma. Teka-teki yang tidak terpecahkan dipandang sebagai <span style="color: rgb(51, 204, 0); font-weight: bold;">kelainan (anomali)</span> bukan sebagai falsifikasi suatu paradigma. <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="ES" style="font-family:Verdana;">Dalam pemecahan teka-teki dan masalah science normal, jika dijumpai problem, kelainan, kegagalan (anomali) yang tidak mendasar, maka keadaan ini tidak akan mendatangkan krisis. Sebaliknya jika sejumlah anomali atau fenomena-fenomena yang tidak dapat dijawab oleh paradigma muncul secara terus menerus dan secara mendasar menyerang paradigma, maka ini akan mendatangkan suatu krisis.</span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><br /><span lang="ES" style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><i style=""><span lang="ES" style="font-family:Verdana;">3. Krisis Revolusi<o:p></o:p></span></i></b></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="ES" style="font-family:Verdana;">Sasaran normal science adalah memecahkan teka-teki science dan bukan menghasilkan penemuan-penemuan baru yang konseptual, yang diikuti dengan munculnya teori-teori baru. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya akan muncul gejala-gejala baru yang<span style=""> </span>belum terjawab oleh teori yang ada. Apabila hal-hal baru yang terungkap tersebut tidak dapat diterangkan oleh paradigma dan anomali antara teori dan fakta menimbulkan problem yang gawat, serta anomali-anomali tersebut secara fundamental menyerang paradigma maka dalam keadaan demikian, kepercayaan terhadap paradigma mulai goyah yang kemudian terjadilah keadaan krisis yang berujung pada perubahan paradigma (revolusi).<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="ES" style="font-family:Verdana;">Anomali dipandang dapat menggoyahkan paradigma jika<span style=""> </span>:<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Verdana;"><span style="">1.<span style=""> </span></span></span><span style="font-family:Verdana;">Menyerang hal-hal yang paling fundamental dari suatu paradigma dan secara gigih menentang usaha para ilmuan normal science untuk mengabaikannya.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Verdana;"><span style="">2.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family:Verdana;">Mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan beberapa kebutuhan masyarakat yang mendesak.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;">Setiap krisis selalu diawali dengan pengkaburan terhadap paradigma yang ada serta pengenduran kaidah-kaidah riset yang normal, sebagai akibatnya paradigma baru (paradigma rival) muncul, setidak-tidaknya sebagai embrio. Krisis dapat diasumsikan sebagai pra kondisi yang diperlukan dan penting bagi munculnya teori-teori baru. Pada tahap ini diantara para ilmuan normal science terjadi sengketa filosofis dan metafisis. Walaupun kemungkinan mereka kehilangan kepercayaan dan kemudian mempertimbangkan beberapa alternatif, mereka tidak meninggalkan paradigma yang telah membawa mereka kedalam krisis begitu saja sampai diterimanya suatu paradigma baru yang berbeda dari paradigma semula. <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;">Kuhn beragumentasi bahwa, para penyususn paradigma baru <span style=""> </span>(paradigma rival) hidup di dalam dunia yang berlainan sebab tidak ada argumen logis yang dapat mendemontrasikan superioritas satu paradigma atas lainnya, yang karenanya dapat memaksa seorang ilmuan yang rasional untuk melakukan perpindahan paradigma. Peristiwa perubahan kesetiaan para ilmuan individual dari satu paradigma ke paradigma lain disamakan oleh Kuhn dengan</span><span style="font-family:Verdana;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(51, 204, 0);">“Gestalt Switch”</span></span><span style="font-family:Verdana;"> (perpindahan secara keseluruhan atau tidak sama sekali). Juga disamakan dengan<span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(51, 204, 0);"> “religious conversion”</span> (pertukaran agama). Tidak adanya alasan logis yang memaksa seorang ilmuan yang melepaskan paradigmanya dan mengambil paradigma yang menjadi rivalnya karena berkenaan dengan adanya kenyataan bahwa :<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Verdana;"><span style="">a)<span style=""> </span></span></span><span style="font-family:Verdana;">Berbagai macam faktor terlibat dalam keputusan seorang ilmuan mengenai faedah suatu teori ilmiah.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Verdana;"><span style="">b)<span style=""> </span></span></span><span style="font-family:Verdana;">Penyusun paradigma-paradigma yang bersaing menganut berbagai perangkat standar, prinsip metafisik dan lain sebagainya yang berlainan.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;">Oleh karena itu, para pendukung paradigma tidak akan saling menerima premis lawannya dan karenanya masing-masing tidak perlu dipaksa oleh argumen rivalnya. Menurut Kuhn, faktor-faktor yang benar-benar terbukti efektif yang menyebabkan para ilmuan mengubah paradigma adalah masalah yang harus diungkap oleh penyelidikan psikologi dan sosiologi. Karena hal itulah Kuhn dianggap sebagai seorang Relativis.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;">Proses peralihan komunitas ilmiah dari paradigma lama ke paradigma baru yang berlawanan inilah yang dimaksud oleh Kuhn sebagai <b style="color: rgb(51, 204, 0);"><i style="">revolusi science.</i></b> <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;">Oleh karena itu, menurut Kuhn, perkembangan ilmu itu tidak secara komulatif dan evolusioner tetapi, secara revolusioner,yakni membuang paradigma lama dan mengambil paradigma baru yang berlawanan dan bertentangan. Paradigma baru tersebut dianggap dan diyakini lebih memberikan janji atas kemampuannya memecahkan masalah untuk masa depan. <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;">Melalui revolusi science inilah menurut Kuhn perkembangan ilmu akan terjadi. Dengan paradigma baru para pengikutnya mulai melihat subjek matter dari sudut pandang yang baru dan berbeda dengan yang semula, dan teknik metodologinya lebih unggul dibanding paradigma klasik dalam memecahkan masalah yang dihadapi. <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;">Berdasarkan paradigma baru inilah tradisi ektra ordinari science dilakukan oleh para komunitas ilmuan yang mendukungnya dan sampai pada tahap tertentu dapat meyakinkan para pendukung paradigma klasik tentang keberadaan paradigma baru yang lebih mendekati kebenaran dan lebih unggul dalam mengatasi science di masa depan. Apabila para pendukung paradigma klasik tetap keras kepala terhadap paradigma yang dianutnya dengan berusaha melakukan upaya pemecahan-pemecahan science normal berdasarkan paradigmanya dan berhasil mengatasi permasalahan itu maka revolusi besar dan kemajuan science tidak terjadi. Mereka tetap berada dan terperangkap dalam stage normal science dan tetap sebagai ilmuan biasa. <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;">Menurut Kuhn, tidak ada paradigma yang sempurna dan terbebas dari kelainan-kelainan (anomali), sebagai konsekwensinya ilmu harus mengandung suatu cara untuk mendobrak keluar dari satu paradigma ke paradigma lain yang lebih baik, inilah fungsi revolusi tersebut.</span></p><br /><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 150%; font-weight: bold; text-align: right;"><span style="font-size:100%;">Didik Widiawan Sukmadi<br />SMA Negeri 2 Solo</span></p><div style="text-align: right;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">Jawa Tengah</span></span><br /></div><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="SV" style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p>didik widiawanhttp://www.blogger.com/profile/12945778259808492229noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7346978193778768776.post-3066313870442317302009-09-12T03:10:00.000-07:002009-09-27T21:03:23.143-07:00Nilai dan Norma Sosial<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_hPWARFpWNiE/SsA0oXZiFAI/AAAAAAAAACg/X9D0NFjr0N0/s1600-h/didik.JPG"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 183px; height: 206px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_hPWARFpWNiE/SsA0oXZiFAI/AAAAAAAAACg/X9D0NFjr0N0/s320/didik.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5386363022415631362" border="0" /></a><br /><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"> </p><span style="font-weight: bold;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >I. NILAI SOSIAL.</span><span style="font-weight: normal;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" ><o:p></o:p></span> <p><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style=";font-family:Verdana;" >A. Pengertian Nilai Sosial<span style=""><o:p></o:p></span></span></b></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><strong style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Nilai sosial</span></strong></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" > adalah sebuah konsep <span style="color: rgb(51, 204, 0);">abstrak</span> dalam diri <a style="color: rgb(0, 204, 204);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia" title="Manusia"><span style="text-decoration: none;">manusia</span></a> mengenai apa yang dianggap <i>baik</i> dan apa yang dianggap <i>buruk</i>, <i>indah</i> atau <i>tidak indah</i>, dan <i>benar</i> atau <i>salah</i>. Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh <a style="color: rgb(102, 0, 204);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kebudayaan" title="Kebudayaan"><span style="text-decoration: none;">kebudayaan</span></a> yang dianut <a style="color: rgb(51, 51, 255);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat" title="Masyarakat"><span style="text-decoration: none;">masyarakat</span></a><span style="color: rgb(51, 51, 255);">.</span><b> <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Woods</span></b> mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu <a style="color: rgb(51, 102, 255);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat" title="Masyarakat"><span style="text-decoration: none;">masyarakat</span></a><span style="color: rgb(51, 102, 255);">,</span> mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang beranggapan menolong memiliki <i>nilai baik</i>, sedangkan mencuri bernilai <i>buruk</i>. </span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai. Contoh, masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih menyukai persaingan karena dalam persaingan akan muncul pembaharuan-pembaharuan. Sementara pada masyarakat tradisional lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam persaingan akan mengganggu keharmonisan dan tradisi yang turun-temurun.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="FI">Drs. Suparto</span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" > mengemukakan bahwa nilai-nilai sosial memiliki fungsi umum dalam masyarakat. <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" ><span style="">1.<span style=""> </span></span></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >Nilai-nilai dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk mengarahkan masyarakat dalam ber pikir dan bertingkah laku. <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" ><span style="">2.<span style=""> </span></span></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >Nilai sosial juga berfungsi sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi </span><span style="line-height: 150%; color: rgb(51, 204, 255);font-family:Verdana;font-size:100%;" ><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peranan_sosial&action=edit&redlink=1" title="Peranan sosial (halaman belum tersedia)"><span style="text-decoration: none;" lang="FI">peranan-peranan sosial</span></a></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" ><span style="color: rgb(51, 204, 255);">.</span> <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="">3.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Nilai sosial dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya. Contohnya ketika menghadapi<span style="color: rgb(51, 102, 255);"> </span><a style="color: rgb(51, 102, 255);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik" title="Konflik"><span style="text-decoration: none;">konflik</span></a><span style="color: rgb(51, 102, 255);">,</span> biasanya keputusan akan diambil berdasarkan pertimbangan nilai sosial yang lebih tinggi. <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span class="mw-headline" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="FI"><span style="">4.<span style=""> </span></span></span></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota </span><span style="line-height: 150%; color: rgb(51, 51, 255);font-family:Verdana;font-size:100%;" ><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_sosial" title="Kelompok sosial"><span style="text-decoration: none;" lang="SV">kelompok</span></a></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" > masyarakat. </span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang berprilaku sesuai dengan nilai yang dianutnya.</span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" ><a name="Ciri-Ciri"></a><span class="mw-headline"><o:p></o:p></span></span></p> <h2 style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></h2><h2 style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="mw-headline" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%; font-style: normal;font-family:Verdana;" >B.</span></span><span class="mw-headline" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" > Pengertian Nilai Sosial Menurut para Ahli</span></span></h2><span style="font-size:100%;"><br /><br /></span> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><i><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Kimball Young</span></i></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style=""> </span>Mengemukakan nilai sosial adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="2" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><i><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >A.W.Green</span></i></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style=""> </span>Nilai sosial adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="3" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><i><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Woods</span></i></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style=""> </span>Mengemukakan bahwa nilai sosial merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung lama serta mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="4" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><i><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >M.Z.Lawang</span></i></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style=""> </span>Menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,yang pantas,berharga,dan dapat mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai tersebut.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <h2 style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="mw-headline" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%; font-style: normal;font-family:Verdana;" lang="FI">C.<span style=""> </span>Ciri – ciri Nilai Sosial.</span></span><span style="line-height: 150%; font-style: normal;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" ><o:p></o:p></span></h2> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >Ciri nilai sosial di antaranya sebagai berikut<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >Merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antarwarga </span><span style="line-height: 150%; color: rgb(51, 102, 255);font-family:Verdana;font-size:100%;" ><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat" title="Masyarakat"><span style="text-decoration: none;" lang="FI">masyarakat</span></a></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" ><span style="color: rgb(51, 102, 255);">.</span><o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Disebarkan diantara warga masyarakat (bukan bawaan lahir).<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Terbentuk melalui <a style="color: rgb(0, 204, 204);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi" title="Sosialisasi"><span style="text-decoration: none;">sosialisasi</span></a><span style="color: rgb(0, 204, 204);"> </span>(proses belajar)<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial </span><span style="line-height: 150%; color: rgb(102, 204, 204);font-family:Verdana;font-size:100%;" ><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia" title="Manusia"><span style="text-decoration: none;" lang="FI">manusia</span></a></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" ><span style="color: rgb(102, 204, 204);">.</span><o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >Bervariasi antara </span><span style="line-height: 150%; color: rgb(51, 102, 255);font-family:Verdana;font-size:100%;" ><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kebudayaan" title="Kebudayaan"><span style="text-decoration: none;" lang="FI">kebudayaan</span></a></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" ><span style="color: rgb(51, 102, 255);"> </span>yang satu dengan kebudayaan yang lain.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Dapat mempengaruhi pengembangan diri sosial<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Memiliki pengaruh yang berbeda antarwarga masyarakat.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >Cenderung berkaitan satu sama lain.<o:p></o:p></span></li></ol> <h2 style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><a name="Klasifikasi"></a></span><span class="mw-headline" style="font-size:100%;"><span style="font-style: normal;font-family:Verdana;" lang="FI"><o:p> </o:p></span></span></h2> <h2 style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="mw-headline" style="font-size:100%;"><span style="font-style: normal;font-family:Verdana;" lang="FI">D. Klasifikasi Nilai Sosial.</span></span><span style="font-style: normal;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" ><o:p></o:p></span></h2> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu nilai dominan dan nilai mendarah daging (<i>internalized value</i>).</span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" ><o:p></o:p></span></p> <h4 style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><a name="Nilai_dominan"></a></span><span class="mw-headline" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="FI"><span style=""> </span></span></span><span class="mw-headline" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >1. Nilai dominan</span></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></h4> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai lainnya. </span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Ukuran dominan tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Banyak orang yang menganut nilai tersebut. Contoh, sebagian besar anggota masyarakat menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik di segala bidang, seperti </span><span style="line-height: 150%; color: rgb(0, 204, 204);font-family:Verdana;font-size:100%;" ><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Politik" title="Politik"><span style="text-decoration: none;" lang="SV">politik</span></a></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >, </span><span style="line-height: 150%; color: rgb(51, 102, 255);font-family:Verdana;font-size:100%;" ><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi" title="Ekonomi"><span style="text-decoration: none;" lang="SV">ekonomi</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum" title="Hukum"><span style="text-decoration: none;" lang="SV">hukum</span></a>, <span style="color: rgb(0, 0, 0);">dan</span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sosial" title="Sosial"><span style="text-decoration: none;" lang="SV">sosial</span></a></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" ><span style="color: rgb(51, 102, 255);">.</span><o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >Berapa lama nilai tersebut telah dianut oleh anggota masyarakat.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut. Contoh, orang Indonesia pada umumnya berusaha pulang kampung (mudik) di hari-hari besar keagamaan, seperti Lebaran atau Natal.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >Prestise atau kebanggaan bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut. </span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Contoh, memiliki mobil dengan merek terkenal dapat memberikan kebanggaan atau prestise tersendiri.<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span><span class="mw-headline" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" ><span style=""> </span><span style="font-weight: bold;">2. Nilai mendarah daging (</span><i style="font-weight: bold;">internalized value</i>)</span></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Nilai <span style="color: rgb(51, 204, 0);">mendarah daging</span> adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau pertimbangan lagi (bawah sadar). Bagi manusia, nilai berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatannya. Nilai sosial dapat <o:p></o:p>mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup seseorang dalam masyarakat.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Biasanya nilai social telah tersosialisasi sejak seseorang masih kecil. Umumnya bila nilai<span style=""> </span>tidak dilakukan, ia akan merasa malu, bahkan merasa sangat bersalah. Contoh, seorang kepala keluarga yang belum mampu memberi nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab. <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Notonegoro </span>membagi nilai social menjadi tiga bagian :<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="">1.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Nilai <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Material</span> : segala sesuatu yang bermanfaaat bagi fisik (tubuh) manusia.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Contoh : makanan, pakaian.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="">2.<span style=""> </span></span></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Nilai <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Vital</span> : segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia untuk melakukan segala aktivitas. Contoh : Fasilitas belajar.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="">3.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Nilai <span style="color: rgb(51, 204, 0);">Kerohanian</span> : segala sesuatu yang bermanfaat bagi rohani manusia.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >Nilai kerohanian dibagi menjadi empat : <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" ><span style="">a.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Nilai <span style="color: rgb(51, 204, 0);">kebenaran </span>: nilai yang bersumber dari akal manusia.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 162pt; text-align: justify; text-indent: -108pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" ><span style="">b.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Nilai <span style="color: rgb(51, 204, 0);">keindahan</span> :nilai yang bersumber pada rasa keindahan yang dimiliki manusia.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="">c.<span style=""> </span></span></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Nilai <span style="color: rgb(51, 204, 0);">kebaikan</span> ( nilai moral ) : nilai yang bersumber pada kodrat manusia. </span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Misal: kehendak dan kemauan manusia.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="">d.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Nilai <span style="color: rgb(51, 204, 0);">relegius</span> : nilai yang bersumber pada keyakinan terhadap Tuhan yang bersifat mutlak.</span></p><br /><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><br /></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><br /><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >II. NORMA SOSIAL.</span></b></span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><br /><span style="font-size:100%;"><b><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" ><o:p></o:p></span></b></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" ><o:p> </o:p></span></b></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >A. Pengertian Norma Sosial.</span></b></span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><br /><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Norma sosial</span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" > adalah kebiasaan umum yang menjadi pedoman perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. </span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani </span><span style="line-height: 150%; color: rgb(51, 102, 255);font-family:Verdana;font-size:100%;" ><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Interaksi_sosial&action=edit&redlink=1" title="Interaksi sosial (halaman belum tersedia)"><span style="text-decoration: none;" lang="FI">interaksi sosialnya</span></a></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" ><span style="color: rgb(51, 102, 255);">.</span> Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan. <o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >Norma akan berkembang seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan<span style="color: rgb(51, 204, 0);"> </span><i style="color: rgb(51, 204, 0);">peraturan sosial</i><span style="color: rgb(51, 204, 0);">.</span> Keberadaan norma dalam </span><span style="line-height: 150%; color: rgb(51, 102, 255);font-family:Verdana;font-size:100%;" ><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat" title="Masyarakat"><span style="text-decoration: none;" lang="FI">masyarakat</span></a></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" > bersifat memaksa individu atau suatu </span><span style="line-height: 150%; color: rgb(0, 204, 204);font-family:Verdana;font-size:100%;" ><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok" title="Kelompok">kelompok</a></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" ><span style="color: rgb(0, 204, 204);"> </span>agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai makhluk sosial. Pada awalnya, aturan ini dibentuk secara tidak sengaja. Lama-kelamaan norma-norma itu disusun atau dibentuk secara sadar. Norma dalam masyarakat berisis tata tertib, aturan, dan petunjuk standar perilaku yang pantas atau wajar.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >Norma tidak boleh dilanggar. Siapa pun yang melanggar norma atau tidak bertingkah laku sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam norma itu, akan memperoleh<span style="color: rgb(51, 102, 255);"> </span></span><span style="line-height: 150%; color: rgb(51, 102, 255);font-family:Verdana;font-size:100%;" ><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum" title="Hukum">hukuman</a></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="FI" >. Misalnya, bagi siswa yang terlambat dihukum tidak boleh masuk kelas, bagi siswa yang mencontek pada saat ulangan tidak boleh meneruskan ulangan.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Berdasarkan tingkatannya, norma di dalam </span><span style="line-height: 150%; color: rgb(0, 204, 204);font-family:Verdana;font-size:100%;" ><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat" title="Masyarakat">masyarakat</a></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" > dibedakan menjadi empat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="">1.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:100%;"><b><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Cara (<i>usage</i>)</span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Cara</span> adalah suatu bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan individu dalam suatu masyarakat tetapi tidak secara terus-menerus.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Contoh: cara makan yang wajar dan baik apabila tidak mengeluarkan suara seperti hewan</span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="2" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Kebiasaan (<i>Folkways</i>)</span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></li></ol> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Kebiasaan</span> merupakan suatu bentuk perbuatan berulang-ulang dengan bentuk yang sama yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan-tujuan jelas dan dianggap baik dan benar.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Contoh: Memberi hadiah kepada orang-orang yang berprestasi dalam suatu kegiatan atau kedudukan, memakai baju yang bagus pada waktu pesta.</span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="3" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Tata kelakuan (<i>Mores</i>)</span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></li></ol> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Tata kelakuan</span> adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup dari sekelompok manusia yang dilakukan secara sadar guna melaksanakan pengawasan oleh sekelompok masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Dalam tata kelakuan terdapat unsur memaksa atau melarang suatu perbuatan. Fungsi mores adalah sebagai alat agar para anggota masyarakat menyesuaikan perbuatan-perbuatannya dengan tata kelakuan tersebut.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Contoh: Melarang pembunuhan, pemerkosaan, atau <a style="color: rgb(0, 204, 204);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pernikahan" title="Pernikahan">menikahi</a> saudara kandung.</span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="4" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Adat istiadat (<i>Custom</i>)</span></b></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></li></ol> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Adat istiadat </span>adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya. Koentjaraningrat menyebut adat istiadat sebagai kebudayaan abstrak atau sistem nilai. Pelanggaran terhadap adat istiadat akan menerima sanksi yang keras baik langsung maupun tidak langsung. Misalnya orang yang melanggar hukum adat akan dibuang dan diasingkan ke daerah lain.</span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><br /><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <h2 style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><a name="Macam_norma_sosial"></a></span><span class="mw-headline" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%; font-weight: normal; font-style: normal;font-family:Verdana;" ><o:p> </o:p></span></span></h2> <h2 style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span class="mw-headline" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%; font-style: normal;font-family:Verdana;" >B. Macam norma sosial</span></span><span style="line-height: 150%; font-style: normal;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></h2> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Norma sosial di masyarakat dibedakan menurut aspek-aspek tertentu tetapi saling berhubungan antara satu aspek dengan aspek yang lainnya. Pembagian itu adalah sebagai berikut.</span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <h3 style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><a name="Norma_agama"></a></span><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="">1.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span class="mw-headline" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Norma agama</span></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></h3> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Norma agama berasal dari Tuhan, pelanggarannya disebut <i style="color: rgb(51, 204, 0);">dosa</i><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Norma agama</span> adalah peraturan sosial yang sifatnya mutlak sebagaimana penafsirannya dan tidak dapat ditawar-tawar atau diubah ukurannya karena berasal dari <a style="color: rgb(51, 102, 255);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tuhan" title="Tuhan"><span style="text-decoration: none;">Tuhan</span></a>. Biasanya norma agama tersebut berasal dari ajaran <a style="color: rgb(51, 204, 255);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Agama" title="Agama"><span style="text-decoration: none;">agama</span></a><span style="color: rgb(51, 204, 255);"> </span>dan kepercayaan-kepercayaan lainnya (<i>religi</i>). Pelanggaran terhadap norma ini dinamakan dosa.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Contoh: Melakukan<span style="color: rgb(102, 204, 204);"> </span><a style="color: rgb(102, 204, 204);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sembahyang" title="Sembahyang"><span style="text-decoration: none;">sembahyang</span></a><span style="color: rgb(102, 204, 204);"> <span style="color: rgb(0, 0, 0);">k</span></span>epada Tuhan, tidak berbohong, tidak boleh mencuri, dan lain sebagainya.</span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <h3 style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><a name="Norma_kesusilaan"></a></span><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="">2.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span class="mw-headline" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Norma kesusilaan</span></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></h3> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Norma kesusilaan</span> adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang menghasilkan <a style="color: rgb(51, 51, 255);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak" title="Akhlak"><span style="text-decoration: none;">akhlak</span></a>, sehingga seseorang dapat membedakan apa yang dianggap baik dan apa pula yang dianggap buruk. Pelanggaran terhadap norma ini berakibat sanksi pengucilan secara fisik (dipenjara, diusir) ataupun batin (dijauhi).<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Contoh: Orang yang berhubungan intim di tempat umum akan dicap tidak susila,melecehkan wanita atau laki-laki di depan orang.</span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <h3 style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><a name="Norma_kesopanan"></a></span><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="">3.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span class="mw-headline" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Norma kesopanan</span></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></h3> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Norma kesopanan</span> adalah peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal yang berkenaan dengan bagaimana seseorang harus bertingkah laku yang wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapatkan celaan, kritik, dan lain-lain tergantung pada tingkat pelanggaran.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Contoh: Tidak meludah di sembarang tempat, memberi atau menerima sesuatu dengan tangan kanan, kencing di sembarang tempat.</span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <h3 style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><a name="Norma_kebiasaan"></a></span><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="">4.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span class="mw-headline" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Norma kebiasaan</span></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></h3> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Norma kebiasaan</span> adalah sekumpulan peraturan sosial yang berisi petunjuk atau peraturan yang dibuat secara sadar atau tidak tentang perilaku yang diulang-ulang sehingga perilaku tersebut menjadi kebiasaan individu. Pelanggaran terhadap norma ini berakibat celaan, kritik, sampai pengucilan secara batin.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Contoh: Membawa oleh-oleh apabila pulang dari suatu tempat, bersalaman ketika bertemu.</span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <h3 style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><a name="Kode_etik"></a></span><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="">5.<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span class="mw-headline" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" >Kode etik</span></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></h3> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Kode etik</span> adalah tatanan etika yang disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="DA" >Contoh: kode etik jurnalistik, kode etik perwira, kode etik kedokteran.</span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="DA" ><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sangsi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Norma agama dan norma kesusilaan berlaku secara luas di setiap kelompok masyarakat bagaimanapun tingkat peradabannya. Sedangkan norma kesopanan dan norma kebiasaan biasanya hanya dipelihara atau dijaga oleh sekelompok kecil individu saja, sedangkan kelompok masyarakat lainnya akan mempunyai norma kesopanan dan kebiasaan yang tersendiri pula.<o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;" lang="ES">C. Hubungan antara Nilai dan Norma.<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" >Setiap masyarakat memiliki anggapan dan persepsi terhadap segala sesuatu yang terjadi disekelilingnya. Apa yang terjadi akan dipersepsikan sebagai sesuatu yang baik atau buruk, bermoral atau biadab, dsb. </span><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Segala sesuatu yang dipersepsikan baik dan berharga akan dijunjung tinggi dan dicita-citakan oleh masyarakat. Inilah yang disebut dengan nilai social.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Pada dasarnya semua anggota masyarakat akan berusaha agar dapat berberilaku sesuai dengan nilai social dan hal ini akan dapat tercapai jika didalam masyarakat terdapat norma social. Dalam hal ini kehadiran norma social untuk dijadikan pedoman bagi anggota masyarakat agar dapat berperilaku sesuai dengan nilai yang telah disepakati. Jadi norma social berfungsi sebagai sarana agar anggota masyarakat dapat mencapai nilai social.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Namun perlu dicatat, mengutip pernyataan <b style="color: rgb(51, 204, 0);">Blau</b><span style="color: rgb(51, 204, 0);">,</span> bahwa legitimasi nilai social budaya yang datang dari kekuasaan tingkat atas akan dapat <span style="color: rgb(51, 204, 0); font-weight: bold;">mendistorsi</span> /merusak penanaman nilai social budaya pada tingkat individu. Legitimasi nilai yang dipaksakan dari atas akan menghambat kreativitas dan ruang gerak individu, sebagai contoh internalisasi nilai-nilai Pancasila versi pemerintah pada era orde baru.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Ketika masyarakat diberi kelonggaran ruang gerak ternyata pengembangan nilai-nilai social budaya yang berasal dari lapisan bawah dapat berjalan secara alamiah, misal : aksi protes terhadap perjudian, minuman keras, korupsi, dll. terjadi dengan sendirinya ( alamiah ).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" >Khusus untuk masyarakat Indonesia saat ini sedang terjadi persoalan yang cukup serius tentang terjadinya kesenjangan antara nilai <b style="color: rgb(51, 204, 0);">ideal</b><span style="color: rgb(51, 204, 0);"> </span>dan nilai <b style="color: rgb(51, 204, 0);">actual</b>. Selama ini penanaman nilai –nilai ideal<span style=""> </span>yang diperoleh melalui pengajaran agama tidak mudah untuk di terapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga terjadilah yang namanya kesenjangan antara nilai ideal dan nilai actual. Persoalan ini jika tidak dapat dijembatani akan menimbulkan masalah besar dikelak kemudian hari terutama bagi generasi muda penerus bangsa. Terjadinya korupsi maupun penyalah gunaan kekuasaan yang terjadi secara kasat mata merupakan bukti bahwa para pejabat negara tidak dapat menerapkan nilai–nilai agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Padahal bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang relegius.<o:p></o:p></span></p> <div style="text-align: left;"> </div><div style="text-align: right;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:100%;" lang="SV" ><o:p></o:p></span><span style="line-height: 150%;font-family:Broadway;font-size:100%;" >Didik Widiawan Sukmadi<o:p></o:p></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="line-height: 150%;font-family:Broadway;font-size:100%;" >SMA Negeri 2 Solo</span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" ><span style="font-family:arial;">Jawa Tengah</span></span><br /></div><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: left;"><span style="line-height: 150%;font-family:Broadway;font-size:10;" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:10;" ><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:10;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:10;" ><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:10;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:Verdana;font-size:10;" ><o:p> </o:p></span></p>didik widiawanhttp://www.blogger.com/profile/12945778259808492229noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7346978193778768776.post-10392284160020933342009-09-02T17:49:00.000-07:002009-09-27T21:10:34.047-07:00Neo Liberal<a style="font-family: verdana;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_hPWARFpWNiE/SsA2DNbHLJI/AAAAAAAAACo/ou8_rDkPX_E/s1600-h/didik.JPG"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 174px; height: 205px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_hPWARFpWNiE/SsA2DNbHLJI/AAAAAAAAACo/ou8_rDkPX_E/s320/didik.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5386364583105997970" border="0" /></a><br /><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Sejarah </span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 0);font-size:100%;" >Neo-Liberal </span><span style="font-size:100%;">bisa dirunut jauh ke masa-masa tahun 1930-an. Kala itu adalah masa kejayaan Keynesianisme, sebuah aliran ilmu ekonomi oleh </span><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(51, 204, 0);font-size:100%;" >John Maynard Keynes</span><span style="font-size:100%;">. Dalam bukunya yang terkenal di tahun 1926 berjudul <i style="color: rgb(51, 204, 0);">“The End of Laissez-Faire”</i></span><span style="color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" >,</span><span style="font-size:100%;"> Keynes menyatakan ketidakpercayaannya terhadap kepentingan individual yang selalu tidak sejalan dengan kepentingan umum. Katanya, <i style="">“Sama sekali tidak akurat untuk menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip ekonomi politik, bahwa kepentingan perorangan yang paling pintar sekalipun akan selalu bersesuaian dengan kepentingan umum”.</i></span> </p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Keynesian dianggap berjasa dalam memecahkan masalah depresi ekonomi besar tahun 1929-1930, terutama setelah diadopsi oleh Presiden Roosevelt dengan program </span><span style="color: rgb(51, 204, 0); font-weight: bold; font-style: italic;font-size:100%;" >"New-Deal"</span><span style="font-size:100%;"> maupun Marshall Plan untuk membangun kembali Eropa setelah Perang Dunia ke-II, maka Keynesian resmi menjadi mainstream ekonomi. </span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Dasar pokok dari ajaran Keynes adalah <i style="color: rgb(51, 51, 255);">kepercayaannya pada intervensi negara ke dalam kehidupan ekonomi.</i></span><span style="color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" > </span><span style="font-size:100%;">Menurutnya, kebijakan ekonomi haruslah mengikis pengangguran sehingga tercipta tenaga kerja penuh (full employment) serta adanya pemerataan yang lebih besar. Keynesianisme masih tetap menjadi dominant economy sampai tahun 1970-an. Bahkan Bank Dunia dan IMF kala itu terkenal sebagai si kembar Keynesianis, karena mempraktekkan semua resep Keynesian. </span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Pandangan Neo-Liberal dapat diamati dari pikiran Hayek. Bukunya yang terkenal adalah <i style="color: rgb(51, 204, 0); font-weight: bold;">"The Road to Serfdom"</i></span><span style="color: rgb(51, 204, 0); font-weight: bold;font-size:100%;" > </span><span style="font-size:100%;">(Jalan ke Perbudakan) yang menyerang keras Keynes. </span><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(51, 204, 0);font-size:100%;" >Friedrich von Hayek</span><span style="font-size:100%;"> (1899-1992) yang bisa disebut sebagai Bapak Neo-Liberal, terkenal juga dengan julukan ultra-liberal. Hayek memiliki murid yang bernama Milton Friedman, pencetus monetarisme. Pandangan kaum neo-Liberal pada dasarnya tidak populer di masyarakat Barat. Mereka anti terhadap welfare state (negara kesejahteraan) dan mereka juga anti demokrasi.. Meskipun begitu mereka membangun basis di tiga universitas utama: London School of Economics (LSE), Universitas Chicago, dan Institut Universitaire de Hautes Etudes Internasionales (IUHEI) di Jenewa. Para ekonom kanan inilah yang kemudian setelah PD-II mendirikan lembaga pencetus neo-Liberal, yaitu <span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 0);">Societe du Mont-Pelerin</span>, Pertemuan mereka yang pertama di bulan April 1947 dihadiri oleh 36 orang dan didanai oleh bankir-bankir Swiss. Hayek dan kawan-kawan sudah merasa gelisah dengan perkembangan paham Keynes ini.</span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Neo-liberal menginginkan suatu sistem ekonomi yang sama dengan kapitalisme abad-19, di mana kebebasan individu berjalan sepenuhnya dan campur tangan sesedikit mungkin dari pemerintah dalam kehidupan ekonomi. Regulator utama dalam kehidupan ekonomi adalah <span style="color: rgb(51, 204, 0);">mekanisme pasar</span>, bukan pemerintah. Mekanisme pasar akan diatur oleh persepsi individu dan pengetahuan para individu akan dapat memecahkan kompleksitas dan ketidakpastian ekonomi, sehingga mekanisme pasar dapat menjadi alat juga untuk memecahkan masalah sosial. Menurut mereka, pengetahuan para individu untuk memecahkan persoalan masyarakat tidak perlu ditransmisikan melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan. Dalam arti ini maka Neo-liberal juga tidak percaya pada Serikat Buruh atau organisasi masyarakat lainnya. </span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Secara politis, Neo-liberal berpihak pada <span style="color: rgb(51, 204, 0);">politik otoriter</span>. Ini ditunjukkan oleh Hayek ketika mengomentari rejim Pinochet di Chili, "</span><span style="font-style: italic;font-size:100%;" >Seorang diktator dapat saja berkuasa secara liberal, sama seperti mungkinnya demokrasi berkuasa tanpa liberalisme. Preferensi personal saya adalah memilih sebuah kediktatoran liberal ketimbang memilih pemerintahan demokratis yang tidak punya liberalisme</span><span style="font-size:100%;">". </span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Menurut faham neo-Liberal, demokrasi politik adalah sistem politik yang menjamin terlaksananya kebebasan individu dalam melakukan pilihan dalam transaksi pasar, bukan sistem politik yang menjamin aspirasi yang pluralistik serta partisipasi luas anggota masyarakat. William Niskanen, salah seorang pentolan neo-Liberal menyatakan bahwa suatu pemerintah yang terlampau banyak mengutamakan kepentingan rakyat banyak adalah pemerintah yang tidak diinginkan dan tidak akan stabil. Bila terjadi konflik antara demokrasi dengan pengembangan usaha yang kapitalistis, maka mereka memilih untuk mengorbankan demokrasi. </span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Salah satu benteng neo-liberal adalah Universitas Chicago, di mana Hayek dan</span><span style=";font-size:100%;" > </span><span style="font-size:100%;">Friedman mengajar di universitas tersebut</span><span style=";font-size:100%;" > </span><span style="font-size:100%;">sehingga mereka juga terkenal sebagai <i style="color: rgb(51, 204, 0);">"<st1:place st="on"><st1:placename st="on">Chicago</st1:placename> <st1:placetype st="on">School</st1:placetype></st1:place>".</i><i style=""><span style="color: rgb(51, 204, 0);">"The Counter Revolution in Monetary Theory"</span>, </i>telah dapat menyingkap hukum moneter dan Friedman percaya pada freedom of choice (kebebasan memilih) individual yang ekstrim. Neo-Liberal tidak mempersoalkan adanya ketimpangan distribusi pendapatan di dalam masyarakat. Pertumbuhan konglomerasi dan bentuk-bentuk unit usaha besar lainnya semata-mata dianggap sebagai manifestasi dari kegiatan individu atas dasar kebebasan memilih dan persaingan bebas. Dampak sosial yang ditimbulkan oleh kekuasaan ekonomi pada kelompok kuat tidak dipersoalkan oleh neo-Liberal sebab demokrasi ekonomi tidak ada di dalam agenda kaum neo-Liberal. Friedman melalui bukunya yang berjudul </span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Kaum neo-Liberal menyebarluaskan fahamnya dengan cara membangun kader-kader ideologis yang luar biasa efisiennya melalui semboyan yang dikutip dari pemikir marxis Itali Antonio Gramsci “ Bila kamu dapat menguasai kepala orang, maka hati dan tangan mereka akan ikut”. Salah seorang yang menjadi ujung tombaknya adalah Anthony Fisher, seorang pengusaha sukses yang kemudian mendirikan Institute of Economic Affairs (IEA) pada tahun 1955 dengan bantuan dana dari kaum indutrialis lainnya. Tujuan lembaga ini adalah “menyebarkan pemikiran ekonomi yang kuat di berbagai universitas dan berbagai lembaga pendidikan mapan lainnya”. IEA inilah yang kemudian memberi pengaruh besar kepada Margaret Thatcher, seperti dikatakan Milton Friedman, “Tanpa adanya IEA, maka saya meragukan akan bisa terjadi revolusi Thatcherite”. IEA kemudian melahirkan Adam Smith Institute (ASI) di tahun 1976. </span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><st1:place st="on">Para</st1:place> ekonom neo-Liberal di tahun 1970-an berhasil menembus dominasi ilmu ekonomi. Di tahun 1974, Hayek dianugerahi Nobel Ekonomi. Sesudahnya Friedman mendapat Nobel Ekonomi di tahun 1976. Juga Maurice Allais, seorang anggota Mont-Pelerin Society, mendapat Nobel Ekonomi di tahun 1988. Sejak tahun 1970-an, neo-Liberal mulai berkibar. Sejak itu pulalah seluruh paradigma ekonomi secara perlahan masuk ke dalam cara berpikir neo-Liberal, termasuk ke dalam badan-badan multilateral, Bank Dunia, IMF dan GATT (kemudian menjadi WTO). </span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Margaret Thatcher menjadi pengikut</span><span style=";font-size:100%;" > </span><span style="font-size:100%;">Hayek, doktrin pokok dari Thatcher adalah paham kompetisi yaitu kompetisi di antara negara, wilayah, perusahaan-perusahaan, dan tentunya di antara individu. Menurut Teacher, kompetisi adalah keutamaan, karena itu kompetisi dalam pasar bebas merupakan sesuatu yang pasti baik dan bijaksana. Kata thatcher, “Adalah tugas kita untuk terus mempercayai ketidak merataan, dan melihat bahwa bakat dan kemampuan diberikan jalan keluar dan ekspresi bagi kemanfaatan kita bersama”. Artinya, tidak perlu khawatir ada yang tertinggal dalam persaingan kompetitif, karena ketidaksamaan adalah sesuatu yang alamiah. Hal ini berarti yang terhebat, terpandai, terkuat akan memberi manfaat pada semua orang. Hasilnya, di Inggeris sebelum Thatcher, satu dari sepuluh orang dianggap hidup di bawah kemiskinan. Kini, satu dari empat orang dianggap miskin; dan satu anak dari tiga anak dianggap miskin. Thatcher sebenarnya adalah seorang social-darwinist, sampai akhirnya ia menemukan buku Hayek, dan kemudian menjadi salah satu pengikutnya.</span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Sementara itu, murid dari Friedman adalah Ronald Reagan, yang melahirkan Reagenomics. Inilah yang menghantar neo-Liberal menjadi ekonomi mainstream di tahun 1980-an lewat </span><span style="color: rgb(51, 204, 0); font-weight: bold;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(51, 204, 0); font-style: italic;">Thatcherism</span> </span><span style="font-size:100%;">dan </span><span style="color: rgb(51, 204, 0); font-style: italic; font-weight: bold;font-size:100%;" >Reaganomics.</span> </p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Sejak 1980-an pula, bersamaan dengan krisis hutang Dunia Ketiga, maka paham neo-Liberal menjadi paham kebijakan badan-badan dunia multilateral Bank Dunia, IMF dan WTO. Tiga poin dasar neo-Liberal dalam multilateral ini adalah: pasar bebas dalam barang dan jasa; perputaran modal yang bebas; dan kebebasan investasi. Sejak itu Kredo neo-Liberal telah memenuhi pola pikir para ekonom di negara-negara tersebut. Kini para ekonom selalu memakai pikiran yang standard dari neo-Liberal, yaitu deregulasi, liberalisasi, privatisasi dan segala jampi-jampi lainnya.<br /></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Poin-poin pokok neo-Liberal dapat disarikan sebagai berikut: </span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -72pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:100%;"><i style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="">1.<span style=""> </span></span></i><i style=""><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Aturan Pasar.</span> <o:p></o:p></i></span><!--[endif]--></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Membebaskan perusahaan-perusahaan swasta dari setiap keterikatan yang dipaksakan pemerintah. Keterbukaan sebesar-besarnya atas perdagangan internasional dan investasi. Mengurangi upah buruh lewat pelemahan serikat buruh dan penghapusan hak-hak buruh. Tidak ada lagi kontrol harga. Sepenuhnya kebebasan total dari gerak modal, barang dan jasa. </span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:100%;"><i style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="">2.<span style=""> </span></span></i><i style=""><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Memotong pengeluaran public untuk pelayanan social.</span> <o:p></o:p></i></span><!--[endif]--></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-size:100%;" > </span><span style="font-size:100%;">Ini seperti terhadap sektor pendidikan dan kesehatan, pengurangan anggaran untuk ‘jaring pengaman’ untuk orang miskin, dan sering juga pengurangan anggaran untuk infrastruktur publik, seperti jalan, jembatan, air bersih – ini juga guna mengurangi peran pemerintah. Di lain pihak mereka tidak menentang adanya subsidi dan manfaat pajak (tax benefits) untuk kalangan bisnis. </span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:100%;"><i style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="">3.<span style=""> </span></span></i><i style=""><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Deregulasi.</span> <o:p></o:p></i></span><!--[endif]--></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Mengurangi paraturan-peraturan dari pemerintah yang bisa mengurangi keuntungan pengusaha. </span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:100%;"><i style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="">4.<span style=""> </span></span></i><i style=""><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Privatisasi.</span> <o:p></o:p></i></span><!--[endif]--></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Menjual BUMN-BUMN di bidang barang dan jasa kepada investor swasta. Termasuk bank-bank, industri strategis, jalan raya, jalan tol, listrik, sekolah, rumah sakit, bahkan juga air minum. Selalu dengan alasan demi efisiensi yang lebih besar, yang nyatanya berakibat pada pemusatan kekayaan ke dalam sedikit orang dan membuat publik membayar lebih banyak. </span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:100%;"><i style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="">5.<span style=""> </span></span></i><i style=""><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Menghapus konsep barang-barang public ( public goods ) atau komunitas</span>.</span> <o:p></o:p></i></span><!--[endif]--></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-size:100%;" > </span><span style="font-size:100%;">Menggantinya dengan “tanggungjawab individual”, yaitu menekan rakyat miskin untuk mencari sendiri solusinya atas tidak tersedianya perawatan kesehatan, pendidikan, jaminan sosial dan lain-lain; dan menyalahkan mereka atas kemalasannya. </span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Pada masa sekarang ini faham neo-Liberal semakin meluas dan mengarah pada globalisasi .Globalisasi versi neo-liberal mengandung dua ciri utama, yaitu : </span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%; color: rgb(51, 204, 0);"><span style="font-size:100%;"><i>1. Multilateralisme</i></span> </p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">yaitu kekuasaan badan-badan antar pemerintah yang telah menjadi kepanjangan tangan ekspansi global kapitalisme, yaitu tiga bersaudara (triumvirat) Bank Dunia-IMF-WTO. Multilateralisme juga berarti koherensi atau kerjasama erat di antara Bank Dunia-IMF-WTO dalam operasi-operasinya, khususnya dengan menggunakan cross-conditionalities (prasyarat bersilang) kepada negara-negara Dunia Ketiga. Akan tetapi perlu diingat bahwa di balik badan-badan ini, dikuasai sepenuhnya oleh kepentingan negara-negara maju, khususnya hegemoni AS dan negara-negara G-7 (AS, Kanada, Inggeris, Perancis, Jerman, Jepang, Italia). </span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; line-height: 150%; color: rgb(51, 204, 0);"><span style="font-size:100%;"><i style="">2. Transnasionalisasi</i></span> </p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">yaitu menguatnya monopoli dan konsentrasi modal serta kekuasaan ekonomi kepada korporasi-korporasi besar dunia. Semua mekanisme kapitalisme global berujung pada keuntungan di pihak TNC (Trans-National Corporation). Globalisme dan multilateralisme adalah sistem dan mekanisme guna menempatkan TNC pada kedudukan utama. Ini memudahkan TNC untuk melakukan eksansi ke berbagai negara dengan mendapat berbagai kemudahan, seperti tarif bea masuk yang rendah atau malahan nol persen; kemudahan investasi lewat penanaman modal asing 100%; penguasaan dan monopoli HAKI sehingga teknologi terus menerus dikuasai mereka; kemudahan untuk menguasai dan memonopoli berbagai sektor usaha di berbagai negara, bahkan yang bersifat barang publik (public goods). Hal ini semua yang diatur oleh WTO, IMF dan Bank Dunia. Semua kemudahan tersebut dan penghapusan atas berbagai hambatan usaha di suatu negara, akan semakin memperbesar TNC dan membuatnya sebagai penguasa dunia yang sebenarnya. </span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Liberalisasi ekonomi pada dasarnya mengukuhkan struktur konglomerasi yang mampu menguasai berbagai sektor ekonomi dari hulu sampai hilir di tangan segelintir kelompok pengusaha. </span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Kapitalisme dapat bersesuaian dengan otoriterisme, dan malahan merupakan pilihan terbaik, sebagaimana resep kaum neo-Liberal. Karena itulah <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> selalu mendapat puja-puji dari para pejabat Bank Dunia dan IMF. Indonesia dianggap sebagai contoh keberhasilan, sebagai “</span><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 204, 0);font-size:100%;" >good-boy</span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">”, </span>dinaikkan derajadnya menjadi kelompok negara berpenghasilan menengah-bawah, dan digolongkan sebagai NICs (New Industrialized Country) baru, sebagai </span><span style="color: rgb(51, 204, 0); font-style: italic;font-size:100%;" >‘Macan Asia’</span><span style="font-size:100%;"> bersama-sama Thailand, Malaysia dan Filipina. Bahkan laporan Bank Dunia di awal tahun 1997, masih memuja-muji ekonomi </span><span style="font-size:100%;"><st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> dan menyatakannya sebagai contoh yang paling baik dengan fundamental ekonomi yang bagus pula. </span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Mekanisme globalisasi yang juga merupakan bentuk kolonialisme baru adalah utang. Utang pada dasarnya bukanlah sebuah kedermawanan atau bantuan negara maju kepada negara berkembang. Kebalikannya, utang merupakan bagian utama dari kolonialisme baru. Semenjak 1950-an, sudah disadari bahwa utang merupakan instrumen bagi pendiktean kepentingan negara-negara Barat kepada negara kiskin peminjamnya. Meskipun dalihnya adalah bunga lunak yang meringankan, kenyataannya nilai politisnya jauh lebih besar. Jadi nilai dominasi negara maju untuk mendikte apa yang boleh dan apa yang tidak, atau kebijakan apa yang baik dan apa yang buruk bagi mereka, merupakan dasar dari strategi pembangunan yang salah kaprah. Utang merupakan alat ampuh hegemoni negara Barat atas klien-kliennya, sehingga posisi negara-negara miskin tersebut ada di bawah (disubordinasi). Utang telah memainkan peran yang luar biasa dalam menjaga suatu negara tunduk pada orbit kapitalisme Barat. </span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Utang oleh negara juga menguntungkan, karena tingkat pengembaliannya lebih pasti ketimbang utang komersial, karena dijamin negara. Negara pasti membayar. Utang adalah bisnis yang stabil. Dan makin lama jangka waktu peminjamannya, maka semakin menguntungkan, karena berarti pokok dan bunganya akan berlipat-lipat dalam jangka waktu lama.</span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Utang adalah </span><span style="color: rgb(51, 204, 0);font-size:100%;" >in-natura</span><span style="font-size:100%;"> (barang) dan </span><span style="color: rgb(51, 204, 0);font-size:100%;" >mengikat</span><span style="font-size:100%;"> (tied-aid) dalam arti penggunaannya harus sesuai dengan kepentingan si pemberi pinjaman. Ini berarti supplier-nya harus dari negara pemberi utang, barang-barangnya juga sama, harus dibeli dari negeri si pemberi utang. Begitu pula dengan konsultan-konsultannya, harus dari mereka juga. Jadi utang pada dasarnya memberi penghidupan kepada mereka sendiri. Yang disebut sebagai bantuan atau grant jumlahnya sangat kecil, dan hanya dipakai sebagai “pancingan” atau gula-gula pemikat untuk proyek utang yang lebih besar. </span><span style="color: rgb(51, 204, 0);font-size:100%;" >Grant</span><span style="font-size:100%;"> juga dipakai untuk memastikan bahwa si penghutang betul-betul akan membayar utangnya. Utang juga tutup mata mengenai korupsi, yang penting <i style="color: rgb(51, 204, 0);">“business must go on”.</i></span><span style="color: rgb(51, 204, 0);font-size:100%;" > </span><span style="font-size:100%;">Jadi pada dasarnya korupsi direstui, karena mereka terus saja mengucurkan utang, meskipun tahu bahwa setiap tahun uang pinjaman tersebut bocor. Utang dengan demikian adalah sebuah bisnis kotor, dan juga kepanjangan bagi kolonialisme baru.</span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 150%; font-weight: bold; text-align: right;"><span style="font-size:100%;">Didik Widiawan Sukmadi</span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 150%; text-align: right;"><span style="font-weight: bold;font-size:100%;" >SMA Negeri 2 Solo<br />Jawa Tengah</span><br /></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"> </p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p>didik widiawanhttp://www.blogger.com/profile/12945778259808492229noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7346978193778768776.post-88503650474958616762009-08-30T20:48:00.000-07:002009-09-27T21:15:22.975-07:00Pembelajaran Kontekstual ( Contextual Teaching and Learning )<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_hPWARFpWNiE/SsA3uIGP2eI/AAAAAAAAACw/3kZ2a67dpcQ/s1600-h/didik.JPG"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 154px; height: 179px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_hPWARFpWNiE/SsA3uIGP2eI/AAAAAAAAACw/3kZ2a67dpcQ/s320/didik.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5386366419922311650" border="0" /></a><b style=""><span style="font-family:Verdana;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Model Pembelajaran<br /><br /></span><o:p></o:p></span></b> <ol style="margin-top: 0cm; text-align: justify;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal"><span style="font-family:Verdana;">Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal"><span style="font-family:Verdana;">Fungsinya sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family:Verdana;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Pengertian Contextual Teaching and Learning</span><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family:Verdana;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Pembelajaran/pengajaran kontekstual</span><span style=""> </span>merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks lainnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <b style="color: rgb(51, 204, 0);"><span style="font-family:Verdana;">Komponen CTL</span></b><b style=""><span style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></b> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <ol style="text-align: justify;"><li><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Membuat hubungan yang bermakna (<i>making meaningful connections</i>) antara sekolah dan konteks kehidupan nyata, sehingga siswa merasakan bahwa belajar penting untuk masa depannya.<o:p></o:p></span></li><li><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Melakukan pekerjaan yang siginifikan (<i>doing significant work</i>). Pekerjaan yang memiliki suatu tujuan, memiliki kepedulian terhadap orang lain, ikut serta dalam menentukan pilihan, dan menghasilkan produk.<o:p></o:p></span></li><li><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Pembelajaran mandiri (<i>self-regulated learning</i>) yang membangun minat individual siswa untuk bekerja sendiri ataupun kelompok dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna dengan mengaitkan antara materi ajar dan konteks kehidupan sehari-hari.<o:p></o:p></span></li><li><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Bekerjasama (<i>collaborating</i>) untuk membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka untuk mengerti bagaimana berkomunikasi/berinteraksi dengan yang lain dan dampak apa yang ditimbulkannya.<o:p></o:p></span></li><li><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Pencapaian standar yang tinggi (<i>reaching high standards</i>) melalui pengidentifikasian tujuan dan memotivasi siswa untuk mencapainya.<o:p></o:p></span></li><li><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Menggunakan penilaian autentik (<i>using authentic assessment</i>) yang menantang siswa agar dapat menggunakan informasi akademis baru dan keterampilannya kedalam situasi nyata untuk tujuan yang signifikan.<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family:Verdana;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);">Pendekatan CTL</span><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="color: rgb(51, 51, 255);"><i><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Problem-Based Learning</span></i></b><i><span lang="IN" style="font-family:Verdana;"><span style="color: rgb(51, 51, 255);">,</span> </span></i><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar melalui berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah dalam rangka memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran. <o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="2" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="color: rgb(51, 51, 255);"><i><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Authentic Instruction</span></i></b><i><span lang="IN" style="font-family:Verdana;"><span style="color: rgb(51, 51, 255);">,</span> </span></i><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">yaitu pendekatan pengajaran yang memperkenankan siswa untuk mempelajari konteks bermakna melalui pengembangan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah yang penting di dalam konteks kehidupan </span><span style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="color: rgb(51, 51, 255);"><i><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Inquiry-Based Learning</span></i></b><span lang="IN" style="font-family:Verdana;"><span style="color: rgb(51, 51, 255);">;</span><i> </i>pendekatan pembelajaran yang mengikuti metodologi sains dan memberi ke-sempatan untuk pembelajaran bermakna. <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="color: rgb(51, 51, 255);"><i><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Project-Based Learning</span></i></b><span lang="IN" style="font-family:Verdana;"><span style="color: rgb(51, 51, 255);">;</span> pendekatan pembelajaran yang memperkenankan siswa untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruk pembelajarannya (pengetahuan dan keterampilan baru), dan mengkulminasikannya dalam produk nyata. <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="color: rgb(51, 51, 255);"><i><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Work-Based Learning</span></i></b><span lang="IN" style="font-family:Verdana;"><span style="color: rgb(51, 51, 255);">;</span><i> </i>pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari materi ajar dan menggunakannya kembali di tempat kerja. <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="color: rgb(51, 51, 255);"><i><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Service Learning</span></i></b><i><span lang="IN" style="font-family:Verdana;"><span style="color: rgb(51, 51, 255);">,</span> </span></i><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">yaitu pendekatan pembelajar-an yang menyajikan suatu penerapan praktis dari pengetahuan baru dan berbagai keterampilan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui proyek/tugas terstruktur dan kegiatan lainnya.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="color: rgb(51, 51, 255);"><i><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Cooperative Learning</span></i></b><i><span lang="IN" style="font-family:Verdana;"><span style="color: rgb(51, 51, 255);">,</span> </span></i><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">yaitu pendekatan pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam rangka memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="color: rgb(51, 204, 0);"><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Implementasi CTL</span></b><b style=""><span style="font-family:Verdana;"><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Sesuai dengan <i>faktor kebutuhan individual siswa</i>, maka untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran dan pengajaran kontekstual guru seharusnya;<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental (<i>developmentally appropriate</i>) siswa. <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Membentuk group belajar yang saling tergantung (<i>interdependent learning groups</i>). <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Mempertimbangan keragaman siswa (<i>disversity of students</i>).<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (<i>self-regulated learning</i>) dengan tiga karakteristik umumnya (kesadaran berpikir, penggunaan strategi dan motivasi berkelanjutan). <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Memperhatikan multi-intelegensi (<i>multiple intelli-gences</i>) siswa.<span style=""> </span><o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family:Verdana;">Menggunakan teknik bertanya<span style=""> </span>(<i>quesioning</i>) yang meningkatkan pembelajaran siswa, perkembangan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.<br /></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: right;"><div style="text-align: left;"><span style="font-size:130%;">Semoga bermanfaat !</span><br /></div><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold;">Didik Widiawan Sukmadi</span><br /><span style="font-weight: bold;">SMA Negeri 2 Solo</span><br /><span style="font-weight: bold;">Jawa Tengah</span></span><br /></div><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family:Verdana;"><o:p> </o:p></span></p>didik widiawanhttp://www.blogger.com/profile/12945778259808492229noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7346978193778768776.post-35488401877822938832009-08-29T00:55:00.000-07:002009-08-29T01:02:46.512-07:00Didik Widiawan's Site<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_hPWARFpWNiE/SpjglJMZo9I/AAAAAAAAAAM/uU6jcQVPzX4/s1600-h/profil.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 238px; height: 320px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_hPWARFpWNiE/SpjglJMZo9I/AAAAAAAAAAM/uU6jcQVPzX4/s320/profil.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5375293083994399698" border="0" /></a><br />Mencoba Blog Baru..... Bismillahirrohmanirrohimdidik widiawanhttp://www.blogger.com/profile/12945778259808492229noreply@blogger.com0